Januari 2025, Kinerja IJK Bali Tumbuh Positif dan Terjaga Stabil
- 26 Maret 2025
- Ekonomi & Bisnis
- Denpasar

Denpasar, PorosBali.com- Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali menilai Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Bali sampai dengan posisi Januari 2025 terjaga stabil didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga. Hal tersebut diungkapkan Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu, Rabu (26/3/2025).
Data sektor perbankan di Provinsi Bali posisi Januari 2025 menunjukkan penyaluran kredit maupun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan dari periode sebelumnya. Penyaluran kredit mencapai Rp 111,56 triliun atau tumbuh 6,34 persen yoy dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 6,75 persen yoy (Desember 2024: 6,81 persen yoy).
Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit yoy masih didorong oleh peningkatan kredit investasi yang tumbuh Rp 5,17 triliun atau 17,19 persen yoy (Desember 2024: 18,47 persen yoy). Tingginya pertumbuhan kredit investasi ini menggambarkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi di Bali.
Sementara itu, berdasarkan kategori debitur, 52,44 persen kredit di Bali disalurkan kepada UMKM dengan pertumbuhan 5,38 persen yoy (Desember 2024: 5,99 persen yoy).
Berdasarkan sektornya, penyaluran kredit didominasi oleh sektor bukan lapangan usaha (konsumtif) 34,32 persen dan sektor perdagangan besar dan eceran 28,68 persen. Pertumbuhan kredit disumbangkan oleh peningkatan nominal penyaluran di sektor penerima kredit bukan lapangan usaha yang bertambah Rp 2,25 triliun (tumbuh 6,23 persen yoy) serta sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Rp 1,71 triliun (tumbuh 15,11 persen yoy).
Penghimpunan DPK mencapai Rp 191,56 triliun dan melanjutkan catatan double digit growth yaitu 11,96 persen yoy, walaupun tumbuh melandai dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya 20,74 persen yoy. Berdasarkan jenisnya, peningkatan DPK posisi Januari 2025 ditopang oleh kenaikan nominal tabungan Rp12,03 triliun.
Fungsi intermediasi yang positif tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) posisi Januari 2025 sebesar 58,24 persen. Adapun kecukupan modal BPR (Cash Ratio/CR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terjaga di atas threshold, berturut-turut 14,26 persen dan 35,38 persen. Tingginya permodalan perbankan diyakini mampu menyerap potensi risiko yang dihadapi dan OJK akan terus mendorong kinerja intermediasi dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan terjaganya likuiditas.
Baca Juga: Gelar Puncak GERAK Syariah 2025, OJK Komit Tingkatkan Inklusi Keuangan Syariah
Kualitas kredit perbankan di Bali tetap terjaga terlihat dari rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross 3,14 persen, sementara NPL net berada di posisi 2,18 persen. Walaupun sedikit meningkat dibandingkan posisi Desember 2024, namun masih jauh di bawah threshold.
Penyelesaian kredit restrukturisasi dan ekspansi kredit berdampak positif bagi penurunan rasio Loan at Risk (LaR) menjadi 12,18 persen dibandingkan tahun sebelumnya posisi Januari 2024 sebesar 19,21 persen (yoy). OJK akan terus mendukung perbankan melalui langkah kebijakan yang diperlukan sehingga perbankan terus bertumbuh berkelanjutan namun tetap prudent dalam aspek manajemen risiko.
Perkembangan Sektor Pasar Modal
Jumlah investor pasar modal wilayah Bali masih tetap menunjukkan pertumbuhan tinggi yaitu mencapai double digit dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Pada Januari 2025, jumlah investor saham di Bali sebanyak 146.093 Single Investor Identification (SID) atau tumbuh 22,96 persen yoy. Demikian juga dengan jumlah investor Reksa Dana dan SBN yang masing-masing tumbuh sebesar 25,47 persen yoy dan 22,71 persen yoy.
Nilai kepemilikan saham di Bali mencapai Rp 5,46 triliun atau tumbuh 19,73 persen yoy, sementara nilai transaksi saham sebesar Rp2,4 triliun, tumbuh 9,00 persen yoy. (pbm6)
Komentar