Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Perang Tariff dan Posisi Serta Kondisi Ekonomi Indonesia

Prof. I Nengah Dasi Astawa (foto/ist)

Analisis kritis perspektif ekonomi.

Oleh : I Nengah Dasi Astawa.

 

1. Negara dengan fundamental ekonomi mapan dan struktur ekonomi sehat, niscaya ekonomi akan tetap bertumbuh walau terjadi perang tariff.

 

2. ⁠Pertumbuhan ekonomi dikendalikan oleh 4 faktor : konsumsi masyarakat; konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor-impor.

 

3. ⁠Bila dilihat dari 4 komponen pendorong pertumbuhan ekonomi, jika distatistikkan rata-rata hanya 25% ekspor-impor berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara, termasuk Indonesia.

 

4. ⁠Indonesia dengan kekuatan fundamental ekonomi yang didukung oleh (1) kekayaan SDA terkandung dalam perut bumi, (2) SDE sangat besar dan potensial dan (3) SDM dengan bonus demographic sangat besar dan potensial, tentu imunitet ancaman dari perang masih kebal dan tebal, selama iklim investasi terbuka dan kondusif.

 

5. ⁠Iklim investasi kondusif jika (1) low cost economy, (2) kepastian hukum, (3) tidak ada KKN dan (4) dibuka ruang ekonomi kerakyatan seperti UMKM dan Koperasi tumbuh secara sehat dengan didukung fasilitas atau kemudahan oleh negara.

 

6. ⁠Perang tariff bagi Indonesia dapat dilihat dari dua perspektif yakni memberatkan dan sebaliknya peluang konsolidasi terutama produksi dan pasar dalam negeri.

 

7. ⁠Bagi 3 negara dengan penduduk besar diluar USA, yakni (1) China; (2) India dan (3) Indonesia perang tariff ini adalah kesempatan untuk melakukan GERAKAN CINTA PRODUK DALAM NEGERI, sebab pasar domestik sangat besar dan potensial, asalkan ditata secara masiv dan sistematis gerakan EFISIENSI, KUALITAS dan bersihkan KORUPSI sehingga COST PRODUCTION menjadi rendah dan harga produk dalam negeri murah sehingga PASAR DOMESTIK akan bangkit dan secara gradual beralih ke produk domestik.

 

8. ⁠Beralihnya pasar terfokus pada pasar domestik, disitulah bisa MENSUBSIDI atau mengganti kekuatan ekspor-impor sebagai salah satu komponen bertumbuhnya ekonomi negara Indonesia.

 

9. ⁠Perang tariff ini sebetulnya memberikan pelajaran dan manfaat besar kepada Indonesia untuk (1) konsolidasi mengelola faktor produksi, (2) konsolidasi efisiensi dan efektivitas di segala bidang, (3) konsolidasi tentang regulasi dan perijinan, (4) konsolidasi sejauh mana mengukur daya tahan-imun kita dari tekanan global, (5) konsolidasi menata struktur ekonomi yang tercermin dari pelaku ekonomi dengan dukungan : (1) sektor primer, (2) sektor sekunder; dan (3) sektor tersier.

 

10. ⁠Bagi Provinsi Bali perang tariff relatif aman. Oleh karena dominan ekonomi digerakkan oleh PARIWISATA beserta ikutannya.

 

11. ⁠Menjadi aman ekonomi Bali selama kualitas pariwisata dapat terkelola dengan rapi dan terukur berbasis regulasi yang diterapkan secara murni dan konsekuen oleh regulator bersama eksekutor.

 

12. ⁠Kualitas pariwisata diukur dari (1) hospitality, (2) keamanan, (3) kenyamanan; (3) ketertiban, (4) kedisiplinan (5) kebersihan, (6) penegakan hukum. Intinya SAPTA PESONA PLUS. Bukan dari besarnya duit wisatawan.

 

13. ⁠Pada kondisi seperti itu perang tariff yang di tabuh oleh USA, tidak akan menyebabkan PERANG DAGANG di dunia, sebab masing-masing negara akan melakukan konsolidasi untuk mengoptimalkan keunggulan masing-masing. Akan tetapi jika tidak mampu melakukan konsolidasi memanfaatkan keunggulan potensi yang dimiliki, tentu akan menyebabkan krisis multi dimensional sulit dihalangi kehadirannya pada suatu negara.

 

14. ⁠Bagi INDONESIA inilah kesempatan melakukan konsolidasi dan optimalisasi SDA; SDE, SDM-bonus demograpihi, potensi PASAR DEMOSTIK dan memfasilitasi tumbuh ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan secara masiv, sistematis, terstruktur dan merata di seluruh  GRASSROOTS.

 

15. ⁠Perang tariff ini dengan berbagai keunggulan yang dimiliki Indonesia sebagaimana telah ditulis di atas, tentu akan menjadi pelajaran sangat besar bagi negara kita dan ke depan lebih yakin dan tampil beda dg kekuatan sendiri untuk berani : (1) bersanding, (2) bersaing dan (3) bertanding di kancah GLOBAL dengan kekuatan percaya diri sbg bangsa besar, dan bermartabat serta terhormat dari segala aspek. (*)


TAGS :

Komentar