MALUDONG Terinspirasi Filosofi Sapu Lidi Atasi Masalah Lingkungan
- 14 April 2025
- Info & Peristiwa
- Denpasar

Denpasar, PorosBali.com- Di tengah sorotan dunia terhadap Bali sebagai destinasi wisata unggulan dan percontohan wilayah bebas sampah, MALUDONG terus bergerak aktif mengatasi permasalahan lingkungan yang semakin kompleks.
Menyambut hari jadinya yang ke-16, MALUDONG telah menyiapkan serangkaian kegiatan menarik yang mencakup edukasi lingkungan, aksi bersih-bersih, seminar lingkungan, sosialisasi lingkungan, pembuatan Teba modern, pembagian bendera MALUDONG, hingga art charity.
Dengan mengusung tema “Nyampat”, yang terinspirasi dari filosofi sapu lidi, komunitas ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu padu dalam menjaga kebersihan lingkungan.
“Seperti sapu lidi, jika hanya sebatang tidak akan efektif. Namun, jika banyak lidi yang terikat menjadi satu, pekerjaan akan cepat terselesaikan,” ujar Komang Sudiarta, Founder MALUDONG, pada Senin (14/4/2025) di Sekretariat MALUDONG, Jalan Sahadewa No. 20 Denpasar.
Puncak perayaan akan digelar pada 17 April 2025, sementara acara talkshow yang menghadirkan para pemangku kepentingan untuk berdiskusi tentang permasalahan sampah di Bali dan solusi efektifnya dilaksanakan pada Rabu, 16 April 2025 di Gedung Dharma Negara Alaya, Lumintang Denpasar.
Pada puncak HUT ini juga akan menjadi momen penting dengan kehadiran Gubernur Bali, I Wayan Koster, yang akan memberikan arahan dan melantik pengurus baru MALUDONG.
Baca Juga: Rapat Kerja TP. PKK Kabupaten Badung
“Dengan kerja sama dan partisipasi aktif dari semua pihak, kita dapat mewujudkan Bali yang bersih dan lestari,” tegas Komang Bemo, sapaannya.
Acara puncak juga akan dimeriahkan dengan teater Bagol yang mengisahkan perjalanan Komunitas MALUDONG, workshop bersama pegiat lingkungan, dan penampilan musik dari seniman muda Bali.
Sementara Ketua Jaringan Jurnalis Peduli Sampah (J2PS), Agustinus Apollonaris Klasa Daton, menyoroti pentingnya konsistensi MALUDONG dalam menangani isu lingkungan selama 16 tahun terakhir. Ia juga menekankan perlunya ketegasan pemerintah dalam menegakkan aturan bagi pelanggar lingkungan.
“Pemerintah harus memberikan sanksi tegas bagi pelanggaran lingkungan, baik oleh individu maupun korporasi. Intinya, komitmen dan aksi nyata sangat dibutuhkan dalam menangani masalah sampah,” pungkas Polo, sapaan akrabnya.
MALUDONG dengan serangkaian kegiatan yang inovatif dan kolaboratif akan terus berupaya menjadi garda terdepan dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan Bali, serta menginspirasi masyarakat untuk turut serta dalam aksi nyata. (pbm7)
Komentar