September 2023, Gabungan Dua Kota di Bali Alami Deflasi
- 04 Oktober 2023
- Ekonomi & Bisnis
- Denpasar
Denpasar, PorosBali.com- Gabungan dua kota di Bali yakni Denpasar dan Singaraja mengalami deflasi pada September 2023. Mengutip BPS, Kepala Perwakilan BI Bali R. Erwin Soeriadimadja kepada Balivirasnews.com, Rabu (4/10/2023) menyatakan, tekanan harga dua kota di Bali yakni Denpasar dan Singaraja tercatat stabil.
Hal ini, ujarnya, tercermin dari deflasi sebesar -0,03 persen (mtm) atau inflasi 2,40 (yoy). Sejak Juli 2023, katanya, inflasi gabungan dua kota di Bali sudah terjaga dalam rentang sasaran nasional. “Pada September 2023, tercatat 2,40 persen (yoy), meski sedikit lebih tinggi dibandingkan nasional sebesar 2,28 persen. Namun secara bulanan, inflasi di Bali lebih rendah yakni tercatat -0,03 persen (mtm) dibandingkan nasional 0,19 persen (mtm),” ujarnya.
Hal ini, tegasnya lagi, tak terlepas dari koordinasi pusat dan daerah khususnya Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten/Kota di Bali dalam menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga.
Berdasarkan komoditinya, ujar Erwin Soeriadimadja, deflasi pada September 2023 terutama didorong oleh penurunan harga bawang merah, cabai rawit, daging ayam ras, mangga dan bawang putih. Penurunan harga bawang merah dan cabai rawit terjadi seiring dengan peningkatan pasokan pada periode panen. Di sisi lain deflasi yang lebih dalam tertahan oleh peningkatan tekanan harga beras seiring keterbatasan pasokan karena belum memasuki musim panen.
Pada Oktober 2023, tegasnya, risiko yang perlu diwaspadai karena berpotensi mendorong tekanan inflasi antara lain dampak langsung dan tidak langsung dari kenaikan harga BBM nonsubsidi (pertamax, pertamax plus, pertamax green, dexlite, pertamina dex) per 1 Oktober 2023. Tarif angkutan udara juga diperkirakan meningkat akibat kenaikan harga avtur dan masih tingginya permintaan pada Oktober 2023. Di sisi lain, penyaluran bantuan pangan beras oleh pemerintah selama periode September-Oktober 2023 dan masuknya musim panen Oktober 2023 diprakirakan menahan laju kenaikan harga beras.
TPID provinsi dan kabupaten/kota di Bali, ujarnya, secara konsisten melakukan pengendalian inflasi melalui kerangka 4 K, yakni intensifikasi penyelenggaraan operasi pasar murah untuk menjaga stabilitas harga, melaksanakan pemantauan di pasar dan distributor untuk memastikan ketersediaan pasokan, memperluas dan meningkatkan kerja sama antardaerah (KAD), dan mendorong peningkatan peran Perumda Pangan di Bali sebagai offtaker untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga bahan pangan strategis, serta penyampaian informasi harga pangan strategis untuk menjaga ekspektasi masyarakat. (pbm2)
Komentar