Komitmen Turunkan Angka Stunting, Pemkot Denpasar Gelar Rembug Stunting 2023
- 13 Maret 2023
- Info & Peristiwa
- Denpasar
Denpasar, PorosBali.com- Komitmen untuk terus menurunkan angka stunting di Denpasar, Pemerintah Kota Denpasar melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Denpasar kembali menggelar Rembung Stunting tahun 2023, Senin (13/3) bertempat di Pop Harris Hotel Denpasar.
Acara ini dibuka Kepala Bappeda Kota Denpasar, I Putu Wisnu Kusuma Wijaya mewakili Walikota Denpasar, IGN. Jaya Negara. Tampak hadir juga dalam kesempatan ini, Ketua Komisi I DPRD Kota Denpasar, I Ketut Suteja Kumara dan Ketua GOW Kota Denpasar Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa ditandai dengan penandatangan komitmen bersama penanggulangan stunting terintegrasi di Kota Denpasar.
Kepala Bappeda Kota Denpasar, I Putu Wisnu Kusuma Wijaya saat membacakan sambutan Walikota Denpasar secara tertulis mengatakan, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh kementerian kesehatan. Anak yang tumbuh dengan stunting akan mengalami masalah perkembangan kognitif dan psikomotor, yang akan berdampak pada proporsi kualitas sumber daya manusia.
“Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kota, Kecamatan dan Desa/ Kelurahan, Ketua Tim Penggerak PKK, Lembaga Adat, Kader Pembangunan Manusia, para Pengusaha dan semua pihak yang telah berperan sehingga prevalensi stunting di Kota Denpasar tiga tahun berturut-turut Tahun 2020, 2021 dan 2022 terus mengalami penurunan yang semula 14.48% pada Tahun 2020, turun menjadi 9% pada Tahun 2021 dan Tahun 2022 turun menjadi 5.5%. Angka tersebut terbilang rendah secara nasional. Namun demikian Pemerintah Kota Denpasar tetap berkomitmen untuk terus menurunkan angka stunting dengan target dibawah 5%. Hal ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang menjadikan percepatan penurunan stunting sebagai program prioritas dengan target nasional prevalensi stunting 14% pada tahun 2024”, ungkapnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, diharapkan adanya peningkatan kualitas pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi dari Tim Percepatan Penurunan Stunting mulai dari desa/kelurahan, kecamatan dan tingkat kota, sehingga target penurunan prevalensi stunting dapat tercapai.
“Saya sangat mendukung dan mengapresiasi dilaksanakannya Rembuk Stunting pada hari ini sebagai salah satu dari Delapan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting. Rembuk Stunting merupakan langkah yang harus dilakukan untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan stunting dilakukan secara terintegrasi antara Perangkat Daerah selaku penanggungjawab layanan dengan sektor/lembaga non pemerintah dan masyarakat,” katanya
Melalui Rembuk Stunting diharapkan dapat menyepakati rencana kegiatan intervensi penurunan stunting terintegrasi untuk tahun 2024 yang akan dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Kerja Perangkat Daerah berdasarkan hasil analisis situasi, sebagai komitmen pemerintah daerah dan membangun komitmen publik dalam kegiatan penurunan stunting. Melalui pelaksanan progam dan kegiatan diharapkan target indikator pembangunan bidang kesehatan yaitu menurunkan prevalensi stunting pada anak di bawah usia 2 (dua) tahun dapat tercapai, untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif sebagai modal dasar pembangunan di Kota Denpasar. Hal tersebut sesuai dengan Visi Kota Denpasar 5 tahun kedepan yaitu Denpasar kreatif berbasis budaya menuju
Denpasar Maju. Maju SDM nya tentu harus didukung oleh kondisi kesehatan yang baik, termasuk pemenuhan asupan gizi sejak dini. Penurunan prevalensi stunting merupakan program prioritas di sektor Kesehatan, dimana sektor Kesehatan salah satu program prioritas dalam pembangunan Tahun 2024 yang mengusung Tema Memperkuat Daya Saing dengan mengoptimalkan potensi daerah untuk Denpasar Maju. (Pbm2)
Komentar