Mendesak! TPA Suwung Butuh Solusi Cepat dan Tepat
- 13 Mei 2021
- Info & Peristiwa
- Denpasar
Denpasar, PorosBali.com- Sampah, identik dengan kotor, menjijikkan serta tiada manfaatnya. Oleh karena itu persoalan tidak pernah tuntas. Padahal jika dikelola dengan baik, sampah akan menjadi berkah. Disinilah peran pemerintah dituntut agar mencari solusi terbaik sehingga sampah bermanfaat dan bernilai ekonomis bagi masyarakat.
Hal ini disampaikan pengamat sosial, Dr. I Made Pria Dharsana, SH., M.Hum., ketika diwawancarai wartawan porosbali.com, Rabu, (12/5/2021) di Denpasar terkait penanganan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung yang sudah kelebihan kapasitas atau overload, bahkan Juli 2021 TPA Suwung dipastikan tidak mampu lagi menerima kiriman sampah.
Lebih lanjut Pria Dharsana mengatakan sisa waktu kurang lebih dua bulan ini harus ada solusi yang tepat terhadap persoalan sampah di TPA Suwung yang mendapat kiriman sampah 1.200 ton per hari ini.
“Dengan jumlah demikian sudah overload, mestinya segera diambil tindakan cepat penanganan sampah di Bali sehingga citra Bali sebagai destinasi wisata kedepan tidak tercoreng,” jelas Pria Dharsana.
Pria Dharsana yang juga Ketua Perkumpulan Pemerhati Pertanahan dan Agraria Terpadu Indonesia (P3ATI) menambahkan, masyarakat saat ini jangan tergantung dengan TPA Suwung. Pengelolaan sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, namun dibutuhkan dukungan dan kerja sama semua pihak. Untuk itu perlu ditumbuhkan kesadaran dalam masyarakat untuk mulai memilah sampah serta mengolah sampahnya sendiri dan langsung selesai di sumbernya.
“Sehingga dengan pemilahan dari rumah tangga, serta pengelohaan secara mandiri dapat meringankan beban TPA Suwung kedepannya,” ujar Pria.
Ia pun memberi contoh Kota Surabaya sebagai pilot project pengolahan sampah menjadi energi listrik yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo. Menurutnya pengolahan sampah di Kota Surabaya bisa diterapkan di TPA Suwung.
“Harapan kepada Pemerintah harus bergerak cepat menanggani overload TPA Suwung yang hitungan bulan akan penuh, jika terlambat habislah kita,” pungkasnya seraya mengatakan saat ini sampah sudah bernilai ekonomi jika mampu mengolah dengan baik, dimulai dari pemilihan sampah organik dan non-organik. (Pbm5)
Komentar