Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Gelar Aksi Sosial, Ny Ida Mahendra Berbagi Kasih dengan Warga “Kolok” di Desa Bengkala

Pj. Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. drg. Ida Mahendra Jaya berbagi kasih dengan menyerahkan bantuankepada 22 warga “kolok” di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Jumat (24/5/2024). (foto/hms)

Buleleng, PorosBali.com- Pj. Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. drg. Ida Mahendra Jaya berbagi kasih dengan menyerahkan bantuan berupa paket sembako kepada 22 warga “kolok” (istilah untuk penyandang disabilitas tuna rungu dan tuna wicara, red) di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Jumat (24/5/2024). Tercatat 20 paket sembako dibagikan secara terpusat di Balai Tenun Cam, Desa Bengkala, sedangkan dua paket lainnya diserahkan secara langsung ke kediaman warga oleh Ny. Ida Mahendra yang didampingi Pj. Ketua TP PKK Buleleng Ny. Paramita Lihadnyana dan jajaran pengurus TP PKK Bali. Agenda berbagi kasih dengan warga “kolok” di Desa Bengkala ini merupakan aksi sosial serangkaian peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-52 Tingkat Provinsi Bali.

Dalam sambutan singkatnya, Ida Mahendra menyampaikan rasa bahagia karena bisa hadir di Desa Bengkala dan bertatap muka secara langsung dengan warga setempat. Sebelumnya, ia mengetahui informasi tentang keberadaan warga “kolok” di Desa Bengkala dari Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra yang menemuinya beberapa waktu lalu. “Beliau menginformasikan tentang Desa Bengkala yang memiliki cukup banyak warga tuna rungu dan tuna wicara,” cetusnya.

Informasi itu menggugah rasa keprihatinannya sehingga ia pun berkeinginan untuk bertatap muka dengan warga “kolok” di Desa Bengkala. “Akhirnya saya bisa hadir dan bertatap muka dengan warga di sini, membawa bingkisan sembako sebagai wujud tali kasih,” urainya sembari berharap bantuan ini dapat meringankan beban warga “kolok” yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani.

Pada kesempatan itu, Ida Mahendra menyemangati mereka agar tidak berkecil hati. Ia kagum, keterbatasan yang dimiliki tak membuat warga “kolok” di Desa Bengkala patah semangat. Banyak dari mereka yang menunjukkan bakat dan keterampilan di bidang tenun, seni dan keterampilan lainnya. “Saya lihat, mereka menghasilkan karya tenun yang luar biasa. Semoga makin banyak lagi yang berkunjung ke sini dan membeli karya mereka,” ujarnya. Tak kuasa menahan haru, perempuan berparas ayu itu menitikkan air mata tatkala menyapa dan merangkul warga “kolok”.

Usai menyerahkan bantuan sembako, Ida Mahendra beranjak ke bale tenun yang dikelola Kelompok Ekonomi Masyarakat Kolok Desa Bengkala. Ia tampak kagum menyaksikan kelihaian warga “kolok” dalam menenun dan menghasilkan karya wastra yang begitu indah. Sebagai bentuk apresiasi, Ida Mahendra memborong beberapa potong kain tenun endek karya mereka.

Baca Juga: Berturut 11 Kali, Pemprov Bali Raih Predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

Dalam kunjungan ke Desa Bengkala, Ida Mahendra juga beranjangsana ke kediaman Pekak Getarika dan Wayan Pindi, dua warga “kolok” yang hidup dalam keterbatasan. Pekak Getarika, warga “kolok” yang berusia 80 tahun hidup prihatin dengan seorang cucunya yang hanya mengenyam bangku SMP. Dalam bahasa isyarat yang diterjemahkan oleh Perbekel Bengkala Made Mastika, Pekak Getarika menyampaikan terima kasih atas bantuan dari jajaran TP PKK Bali.

Ida Mahendra juga mendapat sambutan antusias ketika mengunjungi pondok Wayan Pindi. Dalam bahasa isyarat, Pindi menyampaikan rasa bahagia karena dikunjungi oleh Pj. Ketua TP PKK Bali. Ia pun menyampaikan terima kasih atas bingkisan berupa beras, minyak goreng, telur, gula dan kopi dari jajaran TP PKK Bali.

Pj. Ketua TP PKK Buleleng Ny. Paramita Lihadnyana menyampaikan terima kasih atas kepedulian jajaran TP PKK Bali kepada warga Bengkala. Ucapan terima kasih juga diutarakan Perbekel Bengkala Made Mastika. Diterangkan olehnya, keberadaan warga tuna rungu dan tuna wicara yang tergabung dalam Kelompok Ekonomi Masyarakat Kolok Desa Bengkala menarik simpati dari berbagai kalangan di dalam hingga luar negeri.

Sejumlah penelitian telah dilakukan terhadap fenomena ‘kolok’ di Desa Bengkala. Namun hingga saat ini belum diketahui secara pasti bagaimana cara mencegah kelahiran “kolok” di desa itu. Mastika menambahkan, pasangan orang tua kolok tidak mesti melahirkan keturunan “kolok”. Sebaliknya, dalam beberapa kasus, pasangan orang tua yang normal bisa melahirkan anak yang “kolok”. Ia menginformasikan, saat ini jumlah warga “kolok” di Desa Bengkala tercatat 41 orang. (pbm1)


TAGS :

Komentar