Program Strategis RSD Mangusada Perlu Dukungan Dana Rp 500 Miliar
- 12 Februari 2024
- Info & Peristiwa
- Badung
Badung, PorosBali.com- Direksi Rumah Sakit Daerah (RSD) Mangusada Kabupaten Badung yang terdiri atas Direktur dr. I Wayan Darta didampingi Wakil Direkturnya dr. I Ketut Japa, MM, Senin (12/2/2024) menggelar audiensi kepada Ketua DPRD Badung Putu Parwata. Selain memaparkan sejumlah program yang akan dilakukan pada tahun 2024 ini, direksi juga memohon dukungan terutama support pendanaan sehingga program-program yang dirancang baik untuk peningkatan pelayanan kesehatan kepada krama Badung maupun untuk sumber-sumber pendapatan baru bisa dilaksanakan.
Direktur RSD Mangusada dr. I Wayan Darta menyatakan, audiensi yang digelar ini terkait rencana penambahan alat dalam waktu dekat. Pihaknya juga mengharapkan bantuan Ketua DPRD Badung untuk membantunya mengadvokasi rencana-rencana yang akan dikembangkan terutama terkait dengan sumber-sumber pendanaan yang dibiayai pemerintah, kemudian pendapatan yang diperoleh dari rencana pengembangan tersebut.
Soal tiga program mendesak yang akan dilakukan, Wayan Darta menyatakan, pengembangan layanan onkologi terpadu yakni penanganan kanker terpadu. Program lainnya berupa layanan pemulasaraan jenazah. Saat ini fasilitasnya masih terbatas padahal pihaknya punya sumber daya. Ke depan, dia berharap bisa dibantu penyediaan lahan dan pembangunan rumah dukanya. Ini akan menjadi sumber pendapatan baru bagi RSD. Satu lagi, program pembangunan rumah singgah.
Baca Juga: Radiotherapi RSD Mangusada, Putu Parwata Sarankan Gunakan KSO
Ditanya secara keseluruhan, jumlah dana yang dibutuhkan untuk program yang akan dilakukan, untuk alat radiotherapi Rp 105 miliar dan lahan sekitar Rp 40 miliar. Tetapi jika dengan bangunan rumah singgah dan rumah dukanya hingga tuntas, pihaknya membutuhkan dukungan anggaran hingga Rp 500 miliar.
Soal saran pengadaan radiotherapi agar di-KSO-kan, Wayan Darta menyatakan akan mengkajinya. Pengadaan lewat KSO memang bisa lebih cepat, namun benefit yang diperoleh hanya 30 persen. KSO-nya pun sifatnya jangka pendek 1-15 tahun dan alatnya tidak secanggih apa yang kita harapkan. Apa yang dia miliki, itu yang disediakan untuk RSD. Karena itu, pihaknya akan kaji lagi. (pbm2)
Komentar