Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Rai Wirajaya dan BI Bali Dorong UMKM Perkuat Transaksi Digitalisasi

Anggota Komisi XI DPR RI Daerah Pemilihan Provinsi Bali, I Gusti Agung Rai Wirajaya saat memberikan pemaparan. (Foto/ist)

Denpasar, PorosBali.com- Anggota Komisi XI DPR RI Daerah Pemilihan Provinsi Bali, I Gusti Agung Rai Wirajaya bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali secara konsisten memperkuat transaksi digital dalam mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Salah satunya dengan menyelenggarakan diskusi publik "Transaksi Digital Dalam Sistem Pembayaran Dan Perannya Mendorong Inklusi Keuangan di Indonesia" bertempat di Hotel Neo, Denpasar, Sabtu (28/10/2023).

 

Diskusi publik menghadirkan pembicara Anggota Komisi XI DPR RI Daerah Pemilihan Provinsi Bali, I Gusti Agung Rai Wirajaya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja dan akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Dr. Made Dwi Setyadhi Mustika. Diskusi publik yang digagas oleh tokoh milenial perempuan Kota Denpasar, Anak Agung Istri Paramita Dewi (APD) ini melibatkan ratusan pelaku UMKM. 

"Bank Indonesia terus berupaya mendekatkan masyarakat dengan layanan perbankan baik dari sisi akses dan budaya literasi digitalnya. Masyarakat dan para pelaku UMKM juga harus beradaptasi dengan digitalisasi. Kalau tidak bisa cepat sesuaikan diri, maka akan terjadi ketimpangan dalam pertumbuhan ekonomi satu daerah dengan daerah lain. saat ini ada gap dan kalau tidak cepat beradaptasi gap akan makin lebar," terang Erwin.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja menyampaikan pemaparan. (Foto/ist)

 

Untuk itu menurut Erwin, digitalisasi dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara merata dalam mendorong inklusi keuangan di masyarakat. Dikatakan saat ini banyak masyarakat belum mengenal layanan perbankan, banyak pelaku usaha belum bisa mengakses layanan perbankan.

 

Erwin mengatakan digitalisasi sangat penting diterapkan dan dilakukan oleh UMKM karena digitalisasi mampu meningkatkan kapasitas produksi, efisiensi biaya dan perluasan pasar. Digitalisasi UMKM ini menjadi penting mengingat begitu besarnya kontribusi UMKM terhadap jumlah unit usaha 99,9 persen (65,5 juta UMKM), kontribusi UMKM pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar 57,14 persen, serapan tenaga kerja dari UMKM mencapai 119, 56 juta tenaga kerja (96,92 persen).

"Namun demikian masih ada beberapa tantangan dari UMKM untuk bisa naik kelas diantaranya harus mampu menciptakan value added dari produk yang dihasilkan, harus mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi, punya manajemen dan akses pasar yang baik melalui penenerapan teknologi digital atau digitalisasi," ujarnya.

Anak Agung Istri Paramita Dewi menyerahkan kenang-kenangan kepada Erwin Soeriadimadja. (Foto/ist)

 

Oleh karena itu Bank Indonesia terus mendorong digitalisasi UMKM salah satunya dilakukan pada aspek layanan keuangan digital di sektor payment atau pembayaran. Dua layanan dicontohkan yakni hadirnya BI Fast dan QRIS.

"BI Fast untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan transfer dana yang lebih efisien, cepat (real-time), dan tersedia setiap saat," jelas Erwin seraya berharap BI Fast dapat memperkuat ketahanan Sistem Pembayaran Ritel nasional dengan menyediakan alternatif terhadap infrastruktur Sistem Pembayaran nasional eksisting.

Selain BI Fast ada juga QRIS (Quick Response Code Indonesia Standar) yang dikembangkan oleh BI. 

QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan terjag​a keamanannya. Semua Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang akan menggunakan QR Code Pembayaran wajib menerapkan QRIS.

"Saat ini, dengan QRIS, seluruh aplikasi pembayaran dari Penyelenggara manapun baik bank dan nonbank yang digunakan masyarakat, dapat digunakan di seluruh toko, pedagang, warung, parkir, tiket wisata, donasi (merchant) berlogo QRIS, meskipun penyedia QRIS di merchant berbeda dengan penyedia aplikasi yang digunakan masyarakat," ungkap Erwin.

Anggota Komisi XI DPR RI,  I Gusti Agung Rai Wirajaya mengapresiasi komitmen BI dalam penguatan UMKM khususnya juga mendorong digitalisasi UMKM. Saat Covid, BI terus mensupport UMKM dengan membeli surat berharga negara langsung di pasar primer. "Kami Komisi XI DPR RI juga terus memberikan dukungan terhadap program BI dalam penguatan UMKM khususnya juga di Bali," ujar anggota Fraksi PDI Perjuangan. 

Anggota Komisi XI DPR RI Daerah Pemilihan Provinsi Bali, I Gusti Agung Rai Wirajaya saat memberikan pemaparan. (Foto/ist)

 

Saat ini UMKM yang dikembangkan BI berfokus pada yang tiga hal yakni punya daya dorong pada stabilisasi inflasi (UMKM pangan), punya potensi ekspor dan berkontribusi pada pengembangan ekonomi lokal. Sejauh ini ada 53 UMKM binaan BI.

Rai Wirajaya juga menekankan pentingnya digitalisasi UMKM agar membawa UMKM naik kelas dan go digital. Dia mencontohkan penggunaan QRIS tidak hanya memudahkan pelaku UMKM atau pelaku usaha dan masyarakat dalam hal transaksi pembayaran tapi juga dari aspek kesehatan membantu mencegah penularan Covid-19 ketika pandemi Covid-19 melanda.

Menurut Rai Wirajaya, penggunaan QRIS juga terus diperluas lintas negara dimana saat ini ada QRIS Cross Border di Singapura. Dengan itu QRIS sudah bisa digunakan dengan bank tertentu di Singapura. “Semoga agreement BI dengan bank sentral di Singapura bisa cepat,” ucap Rai Wirajaya.

Penggunaan QRIS juga akan dikembangkan untuk memperluas dalam mendukung transaksi ekspor para pelaku UMKM. Misalnya Ekspor ke India dan China, transaksi tidak lagi ada penghubung dengan nilai mata uang negara itu tapi bisa dengan QRIS.

“Jadi digitalisai pembayaran ini sangat dibutuhkan oleh pelaku UMKM dan kita dukung terus pengembangannya,” tegas Rai Wirajaya yang sudah empat periode mengabdi di DPR RI memperjuangkan kepentingan Bali ini.

Sementara itu akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Dr. Made Dwi Setyadhi Mustika menegaskan UMKM menjadi daya ungkit pemerintah bangkit dari pandemi karena UMKM terkenal tahan banting di masa-masa krisis. Bahkan saat pandemi Covid-19 melanda, UMKM seperti dipaksakan naik kelas tidak hanya dari sisi produksi tapi pemasaran dan pembayaran dengan sentuhan digitalisasi. “Jadi UMKM dipacu dipercepat untuk go digital,” jelasnya.

Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Dr. Made Dwi Setyadhi Mustika menyampaikan pemaparan. (Foto/ist)

 

Ia mengatakan sudah banyak program pemberdayaan UMKM dari pemerintah seperti pembangunan infrastruktur, digitalisasi UMKM, program pembiayaan, sinergi dan koordinasi. 

"Manfaat digitalisasi bagi pelaku UMKM dan pentingnya hal ini dijalankan. Diantaranya, memperluas jamgkauan pemasaran yang lebih luas lagi, meningkatkan pendapatan, mempermudah transaksi dimana pembayaran digital lebih memudahkan, mengikuti trend atau beradaptasi dengan kebiasaan masyarakat," pungkas Dwi Setyadhi yang disapa Dede. (Pbm6)


TAGS :

Komentar