Tekan Inflasi, Kepala KPw BI Provinsi Bali Trisno Nugroho minta Masyarakat Gunakan Cabai Kering
- 31 Januari 2023
- Ekonomi & Bisnis
- Denpasar
Denpasar, PorosBali.com- Untuk menekan laju inflasi, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Provinsi Bali Trisno Nugroho meminta masyarakat mulai menggunakan cabai kering. Hal itu diungkapkannya saat mendampingi Wagub Cok. Ace meninjau secara langsung harga-harga di Pasar Badung Denpasar, Selasa (31/1/2023).
Selain Kepala KPw Bali Trisno Nugroho, saat mematau harga-harga Wagub juga didampingi Wakil Wali Kota Agus Arya Wibawa, Sekda Kota Denpasar IB Alit Wiradana, Kadis Perindag Bali Wayan Jarta, serta pejabat lainnya. Saat itu Wagub memantau aneka bumbu seperti cabai, bawang merah dan bawah putih, serta harga aneka daging di pasar terbesar di Kota Denpasar tersebut.
Menurut hasil pantauannya, harga cabai fresh saat ini cukup tinggi. Ada yang jual Rp 45.000 per kilogram ada juga yang di atas Rp 50.000. Kondisi ini akan mendongkrak laju inflasi di Bali. Untuk menekannya, Trisno melihat cabai kering menjadi salah satu alternatifnya. “Harga cabai kering jauh lebih murah tetapi dari tingkat kepedasannya sama dengan cabai fresh. Jika ini bisa disosialisasikan, kami yakin inflasi akibat cabai bisa ditekan semaksimal mungkin,” katanya.
Pantau harga daging ayam di Pasar Badung.
Dia melihat, masyarakat Bali sangat menyukai cabai rawit ketika membuat masakan. Jika cabai fresh mahal, ayo gunakan cabai kering. Cabai jenis ini dari segi harga jauh lebih murah tetapi juga sama pedas. “Karena itulah ayo beli cabai kering, gak harus cabai yang fresh,” katanya.
Ditanya mengenai target inflasi di Bali, Trisno Nugroho menyatakan target inflasi sesuai arahan Presiden adalah 3 plus minus 1. “Saat ini kita masih 6,2 persen. Kita lihat di Januari semoga bisa kita terus dorong ke bawah, operasi pasar tetap dijalankan. Kita imbau masyarakat bisa beli di luarlah supaya harganya juga bisa terkenali,” ujarnya.
Dia melihat pasokan seperti cabai, bawang merah dan bawang putih cukup tersedia. Cuma masalahnya, keterjangkauan harga ini masih menjadi kendala. Distribusi di antara kabupaten/kota di Bali walau dekat masih terjadi perbedaan harga yang sangat tinggi. Misalnya produk di Klungkung dengan di Denpasar. (pbm2)
Komentar