Wagub Cok Ace Perkenalkan Konsep Ekonomi Kerthi Bali di Forum ITO 2022
- 26 November 2021
- Pariwisata
- Badung
Badung, PorosBali.com- Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) membuka forum Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2022 yang diselenggarakan secara offline di Pecatu Hall, Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), Jumat (26/11/2021). Selain berlangsung offline, kegiatan itu juga diikuti peserta secara daring. Dalam sambutan singkatnya, Wagub Cok Ace memperkenalkan Konsep Ekonomi Kerthi Bali yang dirancang Gubernur Bali Wayan Koster.
Guru Besar ISI Denpasar ini mengungkap, baru-baru ini Gubernur Bali Wayan Koster meluncurkan sebuah buku yang memuat konsep Ekonomi Kerthi Bali (EKB). Konsep ini bertujuan menyeimbangkan struktur dan fundamental perekonomian Bali dengan memperhatikan potensi alam, manusia dan kebudayaan lokal Bali, terutama di sektor pertanian, kelautan dan kehutanan dan industri kerajinan rakyat branding Bali. Dalam konsep EKB, sektor pariwisata ditempatkan pada posisi ke-6 dan disebut sebagai bonus. EKB menempatkan sektor pertanian dalam arti luas termasuk peternakan dan perkebunan pada posisi pertama dan disusul sektor kelautan/perikanan pada posisi kedua. Sedangkan sektor industri dan Industri Kecil Menengah (IKM) dan Koperasi ditempatkan pada posisi ke-3 dan 4, disusul sektor ekonomi kreatif dan digital pada posisi lima.
Menurut Wagub Cok Ace, penempatan pariwisata di posisi 6 dalam konsep EKB, bukan dimaksudkan untuk mengecilkan arti dari sektor ini. Konsep yang dirancang Gubernur Wayan Koster justru bertujuan mengembalikan marwah bahwa sesungguhnya pariwisata itu datangnya dari budaya. Dianalogikan dengan pohon, bagian batang diibaratkan sebagai budaya yang akarnya tumbuh di tanah Bali. Sementara pariwisata ada di bagian ranting pohon. Di era tahun 90-an ketika pariwisata mulai booming, Wagub yang juga menjabat sebagai Ketua BPD PHRI ini menyebut Bali berada di sebuah persimpangan antara fokus pada penguatan budaya atau masuk ke pariwisata. “Sebagian masuk ke pariwisata dan akhirnya memilih ranting kecil yang rapuh dan terjebak pada mass tourism hingga membuat kita terjatuh,” ucapnya. Pandemi Covid-19 yang meluluhlantahkan sektor pariwisata memberi sebuah pelajaran agar Bali tak terlalu bergantung pada sektor ini. “Kita diingatkan agar jangan hanya mengejar kesejahteraan. Saatnya memperkuat pohon yang lama kita abaikan. Demikian pesan dari konsep Ekonomi Kerthi Bali yang sudah semestinya mendapat perhatian kita semua,” tambahnya.
Lebih jauh, Panglingsir Puri Ubud ini menyampaikan bahwa cara yang bisa dilakukan dalam mengimplementasikan konsep EKB adalah dengan merangkul UMKM. “Nanti jika pariwisata sudah pulih, kita harus berkomitmen merangkul saudara-saudara kita. Beli produk mereka, kalau masih kurang dari segi kualitas dan kuantitas, damping mereka untuk maju bersama,” terangnya.
Masih dalam sambutannya, Wagub Cok Ace mengapresiasi semangat yang ditunjukkan Estepers, organisasi ikatan alumni dari Politeknik Pariwisata Bali lintas generasi P4B, BPLP dan STP. Ia salut, di tengah situasi sulit, organisasi ini masih tetap mengelar hajatan ITO 2022.
Pada bagian lain ia juga menyinggung perkembangan Covid-19 di Daerah Bali yang makin melandai. Namun demikian, ia mengingatkan bahwa pandemi belum sepenuhnya berakhir dan dampaknya masih sangat dirasakan Bali sebagai daerah tujuan wisata. Karena menurutnya, pariwisata sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, di mana sejumlah negara kembali mengalami kenaikan kasus Covid-19. Selain itu, sejumlah negara competitor juga memberi kemudahan bagi wisatawan asing yang masuk ke negara mereka sehingga cukup menyulitkan posisi Bali.
Apresiasi terhadap penyelenggaraan ITO 2022 juga disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno yang terhubung secara virtual. Ia menyampaikan, pandemi Covid-19 yang hampir dua tahun melanda dunia memberi dampak dan tantangan luar biasa bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Dikatakan olehnya, perjalanan domestik saat ini berfokus pada beberapa aspek yang mengubah landscape pariwisata global. Aspek tersebut yaitu low mobility, low touch, less crowded dan hygiene menuju sustainable tourism. Lebih dari itu, minat wisatawan saat ini lebih kepada nature dan culture. Ia berharap, ITO 2022 memberi sumbangsih pemikiran yang konstruktif bagi kebangkitan pariwisata.
Untuk diketahui, ITO merupakan event tahunan yang dilaksanakan Estepers dalam menyikapi isu seputar perkembangan sektor pariwisata. ITO ini sebagai bentuk idealisme para Estepers, untuk kembali membangun pemulihan kepariwisataan Indonesia dengan terobosan-terobosan baru sesuai dengan aturan hidup baru. (Pbm1)
Komentar