Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Stok Langka, Harga Daging Babi Melonjak

Bibit Babi jenis Landrace yang diternak oleh sejumlah masyarakat di Buleleng. 

Buleleng, PorosBali.com-Harga daging babi di pasaran meroket. Melambungnya harga daging babi itu, dipicu oleh kelangkaan daging babi katena menurunnya budidaya babi pasca mewabahnya Virus Suspecy African Swine Fever (ASF) di awal tahun 2020 lalu. Tak pelak, kondisi ini membuat pasokan daging babi menjadi langka.
Data dihimpun, Dinas Perdagangan, Perindustrian Koperasi, dan UKM (Disdagprinkop UKM) Buleleng menyebut, saat ini harga daging babi di pasar untuk kualitas super tembus di angka Rp100 ribu dari sebelumnya Rp 80 ribu per kilogram (Kg). Sementara, harga daging babi kualitas nomor dua naik menjadi Rp 95 ribu dari awalnya sekitar Rp 75 ribu per Kg.
Kepala Disdagprinkop UKM Buleleng, Dewa Made Sudiarta dikonfirmasi menjelaskan, kenaikan harga daging babi terjadi sejak akhir November 2020 lalu. Kenaikan ini, karena adanya hari-hari raya besar Agama Hindu. Kenaikan harga daging babi ini, tidak signifikan.
"Sampai saat ini kenaikan harga daging babi masih bisa dijangkau masyarakat. Dengan kondisi seperti ini, pembelian daging juga tidak sering dilakukan paling hanya pada hari tertentu saja jadi tidak berpengaruh signifikan ke masyarakat," kata Dewa Sudiarta, Sabtu (23/1) melalui telepon seluler.
Menurutnya, saat ini stok daging babi sangat berkurang. Pasalnya, dengan adanya penyakit babi membuat para peternak lokal enggan beternak babi. Sehingga, kebutuhan akan daging babi saat ini dipasok dari luar Buleleng. "Kami sudah koordinasi dengan dinas pertanian untuk minimnya pasokan lokal," terangnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Buleleng, Made Sumiarta menegaskan, pasokan daging babi di awal tahun 2021 berkurang, karena peternak di Buleleng masih trauma sejak adanya virus babi yang hingga kini masih belum bisa dikendalikan. "Banyak warga takut memelihara babi, sehingga harga daging babi menjadi naik," jelas Sumiarta.
Meski begitu, Distan Buleleng telah meminta para peternak di Buleleng untuk lebih memilih beternak babi jenis Bali, meskipun daging yang dihasilkan lebih sedikit dari babi jenis landrace. Sebab, babi jenis landrace lebih rentan terpapar penyakit tersebut.
Terkait harga bibit babi saat ini, menurut Sumiarta, berkisar Rp700 ribu hingga jutaan untuk jenis bibit babi Bali. 
"Kami coba arahkan ke babi Bali, hanya saja ini baru dimulai. Ya, karena dari segi jumlah daging dihasilkan sedikit, jadi jelas tidak menghasilkan bagi peternak. Tapi kami tetap upayakan, agar para peternak mau beralih ke babi Bali," pungkasnya. (Pbm2)


 


 

 

 

 

 


TAGS :

Komentar