Wagub Cok Ace Beri Kuliah Umum Program Studi Seni Program Doktor Program Pascasarjana ISI Denpasar
- 22 Oktober 2020
- Pendidikan
- Denpasar
Denpasar, PorosBali.com- Wakil Gubernur Bali Prof. Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati , M.Si yang juga merupakan salah satu Guru Besar di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar berkesempatan untuk memberikan Kuliah Umum pada Program Studi Seni Program Dokor Program Pascasarjana ISI Denpasar, dengan tema Pengembangan Produk Seni Budaya sebagai Penunjang Industri Pariwisata, yang dilakukan secara daring pada Kamis (22/10).
Dalam pemaparannya, Wagub Tjok Ace menyampaikan
hubungan antara seni budaya dengan industri pariwisata jika dilihat dari sejarah yang ada, dimana orang asing datang kebali karena keinginan untuk melihat keunikan dan kehindahan budaya alam bali. Selain itu, hubungan pariwisata dan budaya sangat erat kaitannya yang mana memiliki magnet yang saling tarik menarik dan tidak dapat terpisahkan. Untuk itu pada era 20an sampai dengan 30an orang asing yang datang ke bali lebih kepada mencari pengalaman baru dan tidak sedikit wisatawan yang menuangkan pengalamnnya dalam bentuk buku-buku.
Terdapat 7 unsur kebudayaan menurut kencana ningrat, yaitu kesenian, bahasan, teknologi, pengetahuan, organisasi sosial dan mata pencaharian. Sedangkan wujudnya dibagi menjadi tiga yaitu ide, aktivitas dan artefak. Selain itu terdapat wujud kebudayan bali, diantartanya: Nilai: Wujud kebudayaan sebagai sistem ide/konsep yang mengandung jilai dalma bentuk norma, adat istiadat agama dan hukum yang mengatur perilaku. Kedua kebudayaan bali juga berwujud Perilaku: Wujud kebudayaan sebagai sistyem aktivitas yang berinteraksi secara berkelanjutan dengan sesamanya. Wijud ketiga yaitu Karya: wujud kebudayaan sebagai sisttem artefak yang dalat dilihat dan diraba lengsung oleh panca indranya.
Selanjutnya, Wagub Cok Ace menjelaskan bahwa pariwisata budaya bali dibagi menjadi tiga yaitu pariwisata budaya, alam dan buatan. Pariwisaata budaya masih menjadi daya tarik oleh wisatawan jika dituangkan kedalam angka sebesar 60% wisatawan yang datang kebali untuk menikmati budaya bali. Sebanyak 15% wisatawan cenderung kepada pariwisata buatan sedangkan sisanya lebih tertarik ke wisata alam.
Selanjutnya, Wagub Cok Ace juga memaparkan bahwa trend pariwissata dan budaya yang berkembang akhir-akhiir ini cenderung kembali ke era 30an, dimana para wisatawan lebih kepada mencari pengalaman yang baru, sedangkan pada era 80an pariwisata di Bali pernah mengalami fase para wisatawan lebih mengutamakan kepada pelayanan. Untuk itu, walaupun bali sedang dilanda pandemi, namun wajib untuk kita memikirkan perkembangan pariwisata Bali kedepannya, bagaimana cara kita untuk menghadirkan sesuatu pengalaman yang baru yang bisa didapatkan oleh wisatawan ketika berada di Bali. Untuk itu sektor-sektor seni budaya, seperti tari-tarian, ukiran, lukisan dan lainnya akan bangkit kembali untuk memberikan pengalaman kepada para wisatawan.
Untuk itu eksistensi pelaku seni dan budaya sangat berkaitan satu sama lain dan tidak bisa dibenturkan melainkan harus menciptakan hubungan simbiosis mutualisme yang berkelanjutan dan harmonis. Disamping itu penguatan daya tahan dan pejingkatan daya saing produk seni budsya dan pariwisata merupakan tanggung jawab berdama baik pemerintah, pelaku seni maupun masyarakat.
Dari sisi pemerintah terdapat berbagai hal yang telah dilakukan salah satunya adalah membuat regulasi penguatan produk pariwisata dan budaya. Seperti perda nomor 1 tahun 2018 tentang penguatan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali serta bbrpa payung hukum lainnya, sehingga ketika pariwisata berjalan, maka pariwisata tidak akan mendegradasi kepercayaan masyarakat, pariwisata tidak akan meminggirkan masyrakat bali dan pariwisata tidak akan merusak alam bali. Sebaliknya akan hidup berdampingan dengan memberikan banyak manfaat positif bagi masyarakat. (Pbm1)
Komentar