Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Tak Mau Berpolemik, Kertha Negara: Denpasar Butuh Inisiator, Wandhira: Pengusaha Praktis-Realistis

Ketua Tim Pemenangan Amerta, I Wayan Mariana Wandhira dan Calon Wakil Walikota Made Bagus Kertha Negara

Denpasar, PorosBali.com- Tim Amerta ( Ambara- Kertha Negara) menanggapi adanya pemberitaan sejumlah media yang menyatakan Calon Wakil Walikota Denpasar Made Bagus Kertha Negara sakit gigi alias tidak banyak berbicara saat debat terbuka perdana Pilwali Kota Denpasar 2020 yang gelar KPU Kota Denpasar beberapa hari lalu.

Calon Wakil Walikota Denpasar Made Bagus Kertha Negara menegaskan bahwa ia tidak sakit gigi.

"Tyang tidak sakit gigi, baru saja tyang datang dari dokter", kata Kertha Negara bergurau kepada awak media, Minggu (11/10). Ia menyebut harus memberi porsi yang lebih banyak kepada Calon Walikota Gede Ngurah Ambara Putra untuk menyampaikan visi-misi Paket Amerta. Namun demikian, sebagai bahan evaluasi kesempatan berikutnya, ini penting karena menyadari bahwa ia bukanlah orang pemerintahan. 

Lebih lanjut Kertha Negara justru membeberkan beberapa permasalahan dan tantangan Denpasar saat ini dan solusi kedepannya. Ia mengaku prihatin dengan kondisi saat ini karana masyarakat sedang mengalami kesusahan ekonomi lantaran pandemi covid-19. Pihaknya mengatakan Paket Amerta punya agenda agar Denpasar bisa pulih dalam waktu cepat. 

"Tyang sudah punya solusinya. Terserah orang bilang tyang PHP. Apapun itu. Yang penting saya akan buktikan dengan statemen kami kemarin (debat terbuka perdana-red). Kami Amerta tegas jika dalam dua tahun kami tidak mampu untuk merealisasikan apa yang menjadi misi kami, kami siap mundur. Nah itu namanya sebuah komitmen seorang pengusaha. Kebetulan kami berdua dengan Gede Ngurah Ambara Putra adalah berlatar belakang pengusaha. Bukan politisi. Seorang pengusaha tidak bisa diajak seperti niki. Harus cepat mengambil keputusan, apalagi bersifat emergency" terangnya.  

Kertha Negara mengungkapkan saat ini ekonomi Denpasar masih hidup. Menurutnya harus ada penanganan yang serius dari pemerintah. Ia mencontohkan, pasar di Denpasar masih hidup otomatis ada profit margin.

"Kumpulkan saja. Katanya punya 16 pasar. Minta saja 10 persen dari sana, apakah dari parkirnya, dagangnya. Belum lagi ada steakholder di Denpasar seperti pemilik restoran, pemilik supermarket, pemilik bank. Tinggal minta masing-masing 1 persen. Lalu kumpulkan sembako kasi masyarakat" tegasnya seraya mengatakan seorang pemimpin mesti peduli dan tanggap kondisi masyarakat yang kesusahan serta cepat bertindak.

harapannya kedepan bila terpilih, kami tidak teoritis. kalau ingin Denpasar ada perubahan. sebagai pemimpin kami siap dikritik namun harus dengan solusi. kami malah senang.

"Kami akan buka nanti open publik Kalau bisa kami ajak good morning briefing tiap pagi kalangan-kalangan terrtentu. Beri kami masukan. pngerjaanya satu pintu. Hari ini permasalahannya, besok harus selesai",ujar Kertha Negara penuh semangat.  

Oleh karena itu Kertha Negara menyebut perlunya orang-orang bijak, orang-orang yang tepat dan cerdas mendampingi pemimpin. 

Ia pun menyoroti permasalahan terikini yang sebetulnya momok, yakni banjir dan genangan air di sejumlah titik di wilayah Kota Denpasar ketika musim hujan yang mengakibatkan senderan dan got banyak yang rusak.

Selain itu Kertha Negara menyebut lampu penerangan jalan (LPJ) masih gelap pada malam hari. Menurutnya perlu ada LPJ di kanan kiri jalan sehingga peluang bagi usaha kuliner untuk menambah pondasi pendapatan daerah. 

"Tyang contohkan di daerah Kudus.Ketika LPJ ditambah, Kuliner menjadi ramai yang berdampak pada naiknya pendapatan daerah setempat. Yang terpenting ada inisiatornya. Denpasar bisa gak begitu? Cenik gae to", celotehnya. 

Menurutnya ini peluang, namun demikian harus ada payung hukum untuk mengumpulkan pedagang kuliner untuk berjualan. 

Kertha Negara juga menegaskan keinginannya maju pada Pilwali 2020 ini karena jengah untuk bisa ngayah agar bisa lebih banyak mengabdi untuk Denpasar. Kertha Negara memberi catatan bahwa di beberapa titik wilayah Kota Denpasar masih ada lahan-lahan tidak produktif yang bisa dimanfaatkan untuk kreatifitas anak-anak muda. 

"Ini belum tersentuh oleh pemerintah. Denpasar itu perlu pemimpin Inisiator", tegasnya mengakhiri.

Sementara Ketua Tim Pemenangan Paket Ambara, I Wayan Mariana Wandhira mengatakan sah-sah saja bila ada orang yang mengatakan Calon Wakil Walikota Denpasar Made Bagus Kertha Negara sakit gigi, bahkan ada yang mengakatan Kertha Negara diparkir, dalam konteks berdemokrasi orang bebas berbicara. Tergantung kita harus bijak menyikapi. Tim Amerta punya kesepakatan internal, memberikan kesempatan dominan kepada Calon Walikota Gede Ngurah Ambara untuk menyampaikan visi-misi Paket Amerta pada debat terbuka perdana lalu.

"Kita menitikberatkan dulu pembicara pada Calon Walikota. Karena kita ingin Calon Walikota benar-benar memahami apa yang mereka programkan, apa yang mereka inginkan secara lugas kepada masyarakat", terang Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar ini. 

Politisi Partai Golkar asal Sanur ini justru salut karena Kertha Negara memiliki ide-ide kreatif untuk perubahan Denpasar. Ditegaskannya Paket Amerta berlatar belakang pengusaha sementara Jaya-Wibawa berlatar belakang politisi. yang mana menurut Wandhira seorang politisi Jaya-Wibawa memiliki karakter akademis-teoritis. Sedangkan Amerta yang sudah biasa mengeksekusi keputusan sehingga cenderung praktis-ralistis. 

"Seorang pengusaha tidak mau berpikir ruwet, yang penting praktis dan bisa terselesaikan apa yang dirancang" jelas pria yang gemar olah raga dan seni ini. 

Ia pun tidak ingin berpolemik tentang anggapan Kertha Negara sakit gigi atau diparkir. Wandhira malah lebih senang bila diajak membicarakan persoalan-persoalan yang dihadapi Denpasar. 

"Kami tidak ambil pusing tuding-tudingan itu, Kita ingin bekerja melakukan apa yang harus dilakukan dan berusaha membuat program yang akan direalisasikan. Tidak sekadar teori tetapi realisasi agak sulit", tegas Ketua DPD Partai Golkar Kota Denpasar ini. 

Pemimpin Denpasar kedepan, menurut Wandhira tidak melihat latar belakang. Namun yang jelas didalam memimpin tersebut  harus benar-benar merealisasikan program dan rencana kerja yang dituangkan didalam misi maupun visi. Maka dari itu kebetulan calon kami adalah berlatar belakang pengusaha tentu cara dan pola pikirnya jauh dengan orang politik.

"Kebetulan saya juga seorang kontraktor, seorang arsitek ketika kami ada di ruang kami seorang pengusaha, yang jelas hitungnya satu ditambah satu ya dua. Tetapi di ranah politik, bahasa kita harus diplomatis. Tidak ada orang politis berbicara pasti, tapi diplomatis. Ya, saya akan tampung, Ya saya akan inventaris, Ya saya akan bahas, Ya saya akan diskusikan. Tidak ada Ya saya lakukan. Sebaliknya seorang pengusaha apa yang mau dia lakukan ya dia lakukan, apa yang dia programkan akan dilakukan. Jadi terpnting adalah eksekusi", jelas Wandhira.  

Wandhira pun mengingatkan bahwa Walikota Rai Dharmawijaya Mantra adalah seorang pengusaha. Untuk itu ia mengucapkan terimakasih karena sudah membangun pondasi-pondasi di Kota Denpasar sehingga pemimpin yang akan datang tidak lagi memikirkan kantor, infrastruktur sehingga nanti ini akan mengefektifkan anggaran yang akan kita gunakan untuk menutup kepentingan masyarakat secara langsung. (Pbm2)

 

 

 

 


TAGS :

Komentar