Ketidakpastian di Tahun 2021. Ini penjelasan Menkeu Sri Mulyani
- 01 Agustus 2020
- Ekonomi & Bisnis
- Nasional
Jakarta, PorosBali.com- Pandemi Covid-19 masih akan terasa efeknya hingga 2021. Hal ini menjadi pertimbangan pemerintah untuk menetapkan RUU APBN dan Nota Keuangan 2021.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan sederet ketidakpastian yang masih akan tinggi di tahun 2021 nanti.
"Satu, mengenai kecepatan dan kemungkinan penanganan covid di seluruh dunia. Yakni pengendalian covid apakah benar-benar bisa terkendali menjadi mendatar atau menurun," tegas Sri Mulyani usai Ratas dengan Presiden Jokowi awal pekan lalu.
Menurut Sri Mulyani, munculnya vaksin untuk covid-19 ini, akan sangat menentukan langkah dan pola pemulihan tahun 2021.
"Yang kedua, yang mempengaruhi juga proyeksi tahun depan adalah global economic recovery. Recovery atau pemulihan ekonomi global ini juga sangat tidak pasti akibat covid lagi."
Lanjutnya, tekanan Covid-19 juga membuat sejumlah lembaga Internasional secara memperkirakan perekonomian dunia akan sangat terpukul. Bahkan, beberapa negara akan mencatatkan negatif secara berturut-turut sehingga bisa masuk jurang resesi tahun ini.
Oleh karenanya, pemulihan ekonomi paling cepat bisa dilakukan pada tahun depan.
"Saat ini beberapa lembaga internasional perkirakan pemulihan ekonomi akan cukup cepat untuk tahun depan. Dengan asumsi tahun ini menurunnya sangat tajam, namun kita melihat bahwa lembaga-lembaga tersebut terus menerus melakukan revisi pemulihan ekonomi 2020-2021," katanya.
Sehingga pemulihan ekonomi dunia, sambungnya juga diperkirakan masih tidak pasti. "Bisa strong rebound, bisa sifatnya moderate."
Yang ketiga, lanjut Sri Mulyani yang mempengaruhi juga adalah ekonomi RI sendiri. Di mana pemulihannya sangat tergantung pada penanganan covid terutama pada semester II-2020.
"Kalau penanganannya efektif, dan berjalan seiring dengan pembukaan aktivitas ekonomi, maka kondisi ekonomi bisa recover pada kuartal III-2020 dengan positive growth 0,4 persen dan pada kuartal IV akan akselerasi ke 3 persen. Kalau itu terjadi, maka pertumbuhan ekonomi kita secara seluruh tahun (2020) akan bisa tetap di zona positif."
"Inilah yang sedang terus diupayakan oleh pemerintah untuk tekankan kepada semua menteri dan pemda agar kita tetap berada di skenario di mana pemulihan ekonomi tetap bisa berjalan pada zona positif di kuartal 3 antara 0-0,4 dan kuartal IV pada zona positif lebih tinggi antara 2-3 persen. Sehingga total perekonomian kita masih bisa tumbuh positif di atas nol persen untuk tahun 2020 ini." ujarnya. (Pbm3)
Komentar