Dukung Dibukanya Tatanan Kehidupan Era Baru, Ketua HPI Bali: Siap dan Ajak Masyarakat Jangan Pesimis
- 08 Juli 2020
- Pariwisata
- Denpasar
Denpasar, Porosbali.com- Tatanan Kehidupan Era Baru di Bali akan diberlakukan mulai besok Kamis (9/7). Pemerintah Provinsi Bali memandang Tatanan Kehidupan Era Baru tersebut penting dilaksanakan mengingat dampak pandemi Covid-19 sudah cukup lama tanpa ada kepastian kapan akan berakhir. Oleh karena itu, pemerintah perlu bersikap untuk menghidupkan kembali aktivitas perekonomian di Bali yang terpukul karena terhentinya sektor pariwisata. Pemberlakuan Tatanan Kehidupan Era Baru ini mendapat dukunagn komponen pariwisata, khususnya DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali. Dukungan ini disampaikan Ketua DPD HPI Bali Nyoman Nuarta, SH ketika dikonfirmasi Rabu, (8/7). Alasannya, para pelaku paiwisata khususnya pramuwisata tidak memiliki penghasilan sejak mewabahnya virus korona.
"Kami DPD HPI Bali sangat mendukung pembukaan new normal secara bertahap. Karena sudah hampir empat bulan anggota kami yang berjumlah sekitar enam ribu orang, tidak ada pekejaan, tidak ada penghasilan. Justru kalau ini didiamkan tanpa ada kepastian, akan menjadikan anggota kami semakin melarat. Untuk itu DPD HPI Bali mendukung program new normal ini agar denyut nadi pariwisata bisa berjalan, walaupun sifatnya bertahap. Disini kita bisa menguji sejauhmana pendemi korona ini berpengaruh ketika new normal itu dibuka.Karena sampai saat ini tidak ada orang bisa menjamin, apakah new normal tidak dibuka maka pandemi korona akan hilang seketika. Atau sebaliknya apakah new normal dibuka maka pandemi korona akan semakin banyak", jelas Nuarta beralasan.
Oleh karena itu menurut Nuarta, dasar HPI Bali mendorong pemerintah agar kita mengetahui ketika new normal itu dibuka sembari kita melihat apakah berdampak pada pendemi atau tidak. Kalau nantinya itu berdampak, bisa kita lakukan penutupan.
Alasan berikutnya HPI Bali mendukung dibukanya new normal khususnya di sektor pariwisata, Nuarta mengutarakan sangat tepat new normal dbuka secara bertahap. Maksudnya, ketika zona destinasi tersebut merah, tidak perlu dibuka untuk kepentingan wisatawan. Tetapi bila zonasi destinasi yang berrwarna hijau atau kurva pandeminya landai maka pemerintah punya kewajiban membuka destinasi tersebut.
"Jadi karena di Bali ini kita terrmasuk daerah yang kategori pandemi kecil, dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya. kita tidak boleh pesimis, tidak boleh paranoid, karena yang namanya new normal itu kita diajak beradaptasi hidup berdampingan dengan virus korona itu sendiri", ujar Nuarta.
Ditambahkannya, dari dulu kalau berbicara virus, sebelum munculnya virus korona, sudah ada penyakit-penyakit yang sejenis tetapi kita biasa-biasa saja. Tetapi karena virus korona yang diserang psikologis masyarakat, seakan-akan virus korona ini sebuah penyakit yang amat menakutkan. Padahal menurut Nuarta, sejatinya kalau kita ambil hikmah positifnya virus korona ini adalah sebuah penyakit yang memberikan ruang kepada masyarakat di selurruh dunia dan Indonesia khususnya agar bisa menjaga kebersihan lingkungan, keluarga dan kebersihan pribadinya untuk menjaga kesehatan mereka.
Disinggung kesiapan menghadapi new normal, Nuarta menyatakan DPD HPI Bali sangat siap. Pasalnya sudah ada protokol kesehatan yang dijadikan pedoman dalam beraktivitas.
"Kami sangat siap, apalagi sudah ada prrotokol kesehatan yang dijadikan pedoman untuk menghandel wisatawan yang datang ke Bali. Kita juga menghormati Pemerintah Provinsi Bali yang fokus terhadap persoalan kesehatan agar kita terhindar dari penularan virus korona ini", ujarnya
Namun demikian Nuarta memandang persoalan kesehatan tidak bisa dipisahkan dengan persoalan ekonomi. Apakah ketika persoalan kesehatan difokuskan, lalu sektor pariwisata tidak jalan. Ia pun mempertanyakan dari mana kedepan biaya untuk kesehatan kita.
"Nah untuk menghindari hal itu makanya keduanya ini harus berjalan simultan. Kesehatan jalan, paiwisata jalan secara bertahap. Nanti minimal kontribusi antara ekonomi dan kesehatan itu bisa berjalan paralel, itu akan sangat bagus terhadap antisipasi kita untuk melawan pandemi korona itu sendiri. Itulah yang menjadi suatu keyakinan saya selaku Ketua DPD HPI Bali, tidak ada lagi alasan-alasan lain untuk tidak membuka yang namanya new normal itu", tutup Nuarta.
Seperti diketahui pembukaan new normal oleh Pemerintah Provinsi Bali sudah melalui proses yang melibatkan berbagai pihak terkait. Diawali dengan menggelar menggelar Upacara Pamahayu Jagat dalam rangka Penerapan Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru di Bali bertepatan dengan Purnama Kasa, Minggu (5/7) di Pura Agung Besakih. Dua hari kemudian, Selasa (7/7) dilanjutkan melaksanakan rapat yang diikuti Bupati/Walikota, Wakil Ketua DPRD dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) se-Bali di Gedung Gajah, Jaya Sabha, Denpasar. Seluruh peserta menyepakati untuk secara resmi melaksanakan Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru mulai Kamis (9/7).
Akhirnya, untuk memastikan Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru berjalan dengan baik, maka Kamis (9/7) Gubernur Bali bersama Forkopimda melaksanakan peninjauan langsung ke sejumlah objek wisata. Sebelumnya, Gubernur Bali juga telah mengeluarkan surat edaran Nomor 3355 Tahun 2020 tentang Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru. (pbm1)
Komentar