PLN Dukung Petani Kopi Buleleng Dongkrak Produktivitas Melalui “Electrifying Agriculture”
- 30 Desember 2024
- Info & Peristiwa
- Buleleng
Buleleng, PorosBali.com- PT PLN (Persero) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN Peduli berkolaborasi dengan Kelompok Petani Kopi Payu Landuh di Munduk, Buleleng memasyarakatkan mesin pengolahan kopi berbasis listrik. Hal ini sejalan dengan program PLN electrifying agriculture yang telah terbukti mampu mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi operasional pertanian dengan memanfaatkan energi listrik.
Dalam sambutannya saat menyerahkan bantuan kepada kelompok tani secara langsung di Rumah Belajar Kelompok Petani Kopi Payu Landuh, Jumat (27/12), Manager Komunikasi dan TJSL PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali I Wayan Eka Susana menyampaikan, pihaknya mendukung penuh peningkatan kesejahteraan para petani di Munduk. Ia menjelaskan, TJSL hadir untuk membantu menggerakkan roda perekonomian dan menjaga lingkungan.
Wayan Eka juga mengatakan agar petani dapat mengembangkan dan beradaptasi terhadap perubahan teknologi. “Jika ingin maju jadilah petani, namun petani yang bisa upgrade terhadap teknologi perlu agar ke depannya dapat terus berkembang,” ucapnya.
Menurutnya, petani jangan sampai menjadi penonton saja sehingga petani kopi harus bekerja sama dengan pelaku pariwisata, atau coffee shop, dan Rumah BUMN agar bisa meningkatkan nilai kopi melalui pola-pola marketing. “Masyarakat juga harus mengembangkan produk kopinya tak hanya bijinya yang dijual namun produk turunan juga bisa diproduksi seperti sabun, permen dan lain sebagainya,” imbuhnya.
Ia berharap melalui bantuan peralatan yang diberikan dapat memotivasi para petani untuk terus konsisten.
Ketua Kelompok Tani Kopi Payu Landuh Putu Ardana mengatakan, kelompok tani ini merupakan gerakan keprihatinan sekaligus idealisme. “Kami prihatin karena melihat banyak petani yang menanam bunga dan sayur masih menggunakan pupuk kimia sehingga merusak tanah,” ungkapnya.
Ia dan kelompok berupaya mengajak masyarakat agar mau kembali bertani kopi dengan sistem pola tanam yang lebih ramah lingkungan. Menurutnya, sumber air yang mengairi subak di Tabanan dan daerah lain yang lebih rendah diyakini berasal dari Munduk.
“Apa yang dilakukan PLN terhadap kelompok tani, masyarakat Munduk, merupakan tahap awal, dan berharap program ini terus terlaksana sehingga dapat memberikan manfaat bagi PLN dan juga masyarakat,” harapnya.
Hadir dalam kegiatan ini, Perbekel Desa Munduk, Nengah Sudira yang menyampaikan, Desa Munduk ini dulu sebagian besar petani dan berkebun. Setelah beberapa tahun ada perkembangan akibat harga kopi yang murah serta ada penetrasi pariwisata sehingga kopi sempat menurun popularitasnya. Ia pun mengapresiasi PLN atas sumbangsihnya kepada kelompok petani di Desa Munduk.
“Kepada PLN terima kasih atas sumbangsihnya sehingga dapat memberikan kesejahteraan. Ke depannya petani kopi tetap bersinergi dengan masyarakat. Diharapkan kualitas kopi lebih baik, akhirnya kehidupan masyarakat kami bisa meningkat,” pungkasnya. (pbm6)
Komentar