Lomba Berbahasa Indonesia "Festival Handai Indonesia 2024" diikuti 43 Negara, Ini Peserta Terbaiknya
- 30 Agustus 2024
- Info & Peristiwa
- Badung
Badung, PorosBali.com- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) terus berkomitmen dalam upaya internasionalisasi bahasa Indonesia melalui berbagai program strategis, salah satunya adalah Festival Handai Indonesia (FHI). FHI menjadi wadah bagi warga negara asing untuk mengasah kemahiran dan kreativitas mereka dalam menggunakan bahasa Indonesia. Puncak FHI 2024 yang berlangsung meriah pada Jumat (30/8) di Bali, menandai langkah penting penguatan bahasa Indonesia di masyarakat global.
“Sebagaimana tema FHI 2024 yaitu Rayakan Persahabatan, bagi kami, handai Indonesia adalah para sahabat Indonesia yang dipertemukan untuk merayakan jalinan persahabatan dan diharapkan dapat menjadi agen pengukuh dan penguat kemitraan Indonesia dengan negara asal mereka,” ungkap Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz, dalam sambutannya.
Lebih lanjut, Aminudin juga menyoroti tren positif yang terjadi di luar negeri terkait meningkatnya minat warga negara asing untuk mempelajari bahasa Indonesia pasca penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kesepuluh dalam Sidang Umum UNESCO. “Secara rutin kami menerima permohonan dari negara mitra yang menginginkan adanya program BIPA di negara mereka,” kata Aminudin.
Tercatat saat ini ada 56 negara yang memiliki program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dengan lebih dari 183 ribu pemelajar aktif. Tak hanya kemampuan berbahasa, FHI juga menjadi momentum untuk mengapresiasi para handai yang memiliki minat untuk memahami peradaban, masyarakat, dan kebudayaan Indonesia lewat aktivitas kompetitif ini.
Lebih lanjut, Aminudin menyampaikan, “Dalam rangkaian FHI 2024 ini, kita menyaksikan kesungguhan yang ditunjukkan oleh para handai terhadap bahasa dan budaya Indonesia. Terlebih pada tahun ini, peraih penghargaan terbaik tidak didominasi oleh negara tertentu, namun tersebar di berbagai negara berbeda.”
Dalam laporannya, Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Iwa Lukmana, menyebut bahwa peserta yang mengikuti ajang FHI 2024 ini berjumlah 102 orang dari 43 negara. Tingginya jumlah peserta ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, di antaranya Direktorat Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri; Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, termasuk para Atase Pendidikan dan Kebudayaan; Lembaga Penyelenggara Program BIPA; Duta Bahasa; dan pihak-pihak lain yang telah menggaungkan kegiatan ini di seluruh dunia melalui media sosialnya.
Baca Juga: Tingkatkan Budaya Literasi, Kelurahan Peguyangan Gencarkan Pustakeling Ayang
Peserta yang dapat mengikuti FHI 2024 harus memenuhi sejumlah kriteria, yaitu (1) warga negara asing, (2) mampu berbahasa Indonesia, (3) mencapai batas usia dewasa pada Januari 2024 sesuai dengan ketentuan negara masing-masing, (4) memiliki alamat e-mail aktif, (5) belum pernah menjadi peserta terbaik I—III dan/atau menjadi peraih penghargaan Kategori A pada FHI sebelumnya, dan (6) bersedia datang ke Bali, Indonesia untuk mengikuti babak final apabila terpilih sebagai finalis.
FHI tahun ini diselenggarakan dengan sistem baru, yaitu secara berjenjang melalui babak penyisihan dan babak final. Babak penyisihan dilaksanakan melalui pengiriman karya secara daring, sedangkan babak final dilakukan secara luring. Terdapat tujuh kategori lomba yang diselenggarakan, yaitu berpidato, bercerita, berpuisi, bernyanyi, berpantun, membawakan reportase, dan bersurat.
Deonizio Mazarello Viana Soares, peraih penghargaan peserta terbaik II kategori bernyanyi asal Timor-Leste, mengatakan bahwa ia mengikuti ajang FHI 2024 ini untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia dan kemampuan bernyanyinya. “Setelah ini, saya ingin lebih mengenalkan bahasa Indonesia lewat nyanyian saya, karena bahasa Indonesia di Timor-Leste juga cukup banyak digunakan,” ujar Deonizio.
Di sisi lain, Haruka Aoki, peraih penghargaan peserta terbaik III kategori berpuisi asal Jepang, mengungkapkan bahwa minatnya untuk mempelajari bahasa Indonesia muncul karena ia melihat Indonesia sebagai negara yang sangat kaya akan suku bangsa, dan bahasa Indonesia mampu menjadi bahasa persatuan yang menyatukan semuanya. “Ke depannya, saya ingin mengajak teman-teman internasional, terutama di Jepang, untuk ikut mempelajari bahasa dan budaya Indonesia,” pungkasnya. (pbm7)
Komentar