Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Wayan Suyasa Pimpin Upacara Bendera di Tengah Sawah

Ketua DPD Partai Golkar Badung Wayan Suyasa menjadi inspektur upacara peringatan HUT ke-79 RI di hamparan sawah di bilangan Banjar Blungbang Penarungan, Sabtu (17/8/2024). (foto/Ist)

Badung, PorosBali.com- Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan identik dengan upacara bendera di lapangan. Namun tidak demikian halnya dengan warga Banjar Blungbang, Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung yang mengadakan upacara bendera Peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI di hamparan sawah, Sabtu (17/8/2014).

Adalah Wayan Suyasa, tokoh masyarakat setempat yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Badung yang menjadi konseptor upacara bendera unik sarat makna ini dengan perangkat upacara Sekaa Teruna Acarya Perkasa banjar setempat.

 

Wayan Suyasa menjadi inspektur upacara dalam upacara bendera yang diikuti oleh sekitar 300 peserta berasal dari kalangan sekeha teruna, PKK, tokoh-tokoh masyarakat serta warga di Desa Penarungan dan sekitarnya.

Menarik dalam kegiatan ini, seusai upacara panitia melakukan pengundian door prize yang memperebutkan hadiah utama dua unit sepeda gunung dan dua unit handphone serta beragam hadiah hiburan berupa peralatan dapur seperti panci, ember, teko tempat minum, dan sebagainya. 

"Saya mengapresiasi tinggi karena mereka punya inovasi melaksanakan upacara bendera sebagai rasa syukur dan lokasinya unik ada di persawahan. Ini cara generasi muda peduli terhadap sektor pertanian," jelas Suyasa.

Wayan Suyasa Bersama Perangkat Upacara (foto/pbm)

 

 

Menurut Wakil Ketua DPRD Badung periode 2019-2024 tersebut, bagaimana pun upacara bendera di tengah sawah bukan mengada-ada karena Kecamatan Mengwi memiliki wilayah pertanian dalam arti luas. Suyasa menyatakan, para pemimpin di Badung bisa betul-betul memberikan perhatian besar bagi pertanian dalam arti luas. Pendapatan asli daerah yang begitu besar di Badung, bisa kembali kepada masyarakat.

"Selama ini bahasanya kita bangga jadi petani, sekarang harus dibalik bahagiakan dulu, baru akan bangga menjadi petani," ucap Suyasa.

Baca Juga: Tindaklanjuti Aspirasi Masyarakat, DPRD Badung Bahas Penataan Kawasan Pantai Kayu Aya

Wayan Suyasa mengatakan solusi permasalahan petani adalah pemerintah harus memberikan dana stimulus dan pendampingan kepada petani sehingga betul-betul menjadi petani profesional yang unggul dan bermartabat dan mendapatkan hasil yang membanggakan. Artinya pemerintah harus hadir. Pemerintah harus men-support petani sejak pra menanam padi, lanjut memberikan pupuk dan lain sebagainya. Ini harus disubsidi langsung. Support lainnya, petani harus di erikan modal dulu dan buatkan regulasinya sehingga mereka tenang.

Suyasa Menyerahkan Door Prize 2 Unit Sepeda Gayung (foto/Pbm)

 

 

Ia pun optimis semua stimulus yang diberikan oleh pemerintah akan mampu menarik generasi muda terjun ke pertanian.

"Petani selama ini selalu dipakai life style oleh kepentingan. Di saat perhelatan politik, baru bicara petani. Mereka dininabobokan dan lain sebagainya. Terlepas dari pariwisata, kita jangan lupa bahwa roh kita adalah pertanian," tegasnya

“Di sinilah kita ingin bagaimana menyeimbangkan pariwisata dengan alam, adat dan budaya ini. Semua ini yang menyebabkan pariwisata itu hadir. Di sinilah peran pemerintah untuk mengapresiasi pertanian dan memberikan perhatian penuh agar bahagia,” sambung Suyasa yang akan maju pada Pilkada Badung, November mendatang.

Sementara itu, Ketua Panitia, I Putu Hendrik Dita Saputra menyampaikan, apel ditengah sawah merupakan  sebuah inovasi dengan tema pertanian, sehingga pihak STT dengan segala kemampuan berupaya menyediakan tempat pelaksanaan Apel pengibaran bendera memperingati 17 Agustus.

 

"Ide pelaksanaan upacara ini adalah dari tokoh masyarakat, yakni I Wayan Suyasa. Kami sebagai STT melaksanakan semampu kami," tambahnya. 

 

Menurutnya, sektor pertanian dapat lebih berkembang dengan dukungan dari Pemerintah, sehingga hal ini perlu didukung melalui informasi terbaru tentang perkembangan pertanian.

 

"Pemerintah pusat atau daerah agar lebih memperhatikan masyarakat yang berprofesi sebagai petani, contohnya bisa disumbangkan pupuk gratis ataupun penyuluhan tentang pertanian," pungkasnya. 

Selain apel, lanjutnya juga dilakukan sejumlah lomba, seperti tarik tambang dan hiburan lainnya.(Pbm2)

 

 


TAGS :

Komentar