Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Peringati Hari Anak Nasional, Ribuan Anak Denpasar Meriahkan Rare Bali Festival

Ketua Yayasan Penggak Men Mersi, Kadek Wahyudita saat menggelar jumpa pers dengan awak media, Senin (22/7) di kawasan Taman Angsoka Art Centre Denpasar. (foto/hms)

Denpasar, PorosBali.com- Serangkaian memperingati Hari Anak Nasional (HAN), Yayasan Penggak Men Mersi bekerjasama dengan Pemkot Denpasar serta beberapa komunitas termasuk Sanggar Kukuruyuk milik Made Taro akan menggelar Rare Bali Festival 2024 pada 23 - 24 Juli 2024.

Festival ini digelar di Taman Budaya Art Center Denpasar dengan melibatkan 1000 anak, sekaligus merayakan 50 tahun pengabdian maestro Made Taro.

"Ada berbagai kegiatan untuk anak pada festival ini, mulai dari bermain permainan tradisional, menyanyi, hingga seni anak. Bahkan dalam pelaksanaannya juga ada permainan tradisional untuk anak disabilitas yang baru diciptakan Made Taro," ujar
Ketua Yayasan Penggak Men Mersi, Kadek Wahyudita saat menggelar jumpa pers dengan awak media, Senin (22/7) di kawasan Taman Angsoka Art Centre Denpasar. Hadir pula dalam kesempatan tersebut, Kabag Prokopim Setda Kota Denpasar, Cokorda Gede Partha Sudarsana.

Lebih lanjut, Kadek Wahyudita, menekankan pentingnya permainan tradisional dan dongeng sebagai bagian dari warisan budaya. Menurutnya, meskipun sering dianggap kuno, permainan tradisional memiliki manfaat besar untuk pendidikan karakter anak, termasuk sikap sportif, disiplin, dan sopan santun. 

"Permainan tradisional memainkan peran penting dalam mengembangkan kecerdasan otak, emosional, spiritual, dan fisik," jelasnya.

Ketua panitia, Putu Suryadi, mengatakan, festival ini dibiayai oleh Dana Indonesiana dari LPDP Kemendikbud RI, dengan dua sub-kegiatan utama yakni dokumentasi karya Made Taro dan festival itu sendiri. 

Baca Juga: Produksi Lele di Denpasar 339 Ton, Pemkot Dorong Peningkatan Kelompok Budidaya

Dokumentasi mencakup pembuatan tiga video tutorial permainan tradisional, termasuk keranjang duren, kulkul, dan pompongan. Video ini bertujuan untuk melestarikan dan menyebarluaskan permainan tradisional kepada generasi mendatang.

Tema festival tahun ini adalah “Merawat Tradisi, Cipta Inovasi, Untuk Generasi”, yang mencerminkan dedikasi Made Taro selama lebih dari 50 tahun. Kegiatan ini menampilkan berbagai kegiatan, seperti parade budaya anak, workshop, lomba, pameran, dan saresehan. Lomba-lomba yang digelar meliputi Lomba Meplalian karya Made Taro, aransemen musik/gending rare, dan lomba gambar ilustrasi permainan.

"Selama dua hari, festival ini akan melibatkan lebih dari 1.000 anak dari TK hingga SMP di Kota Denpasar", tegasnya.

Sementara itu, Gede Tarmada yang merupakan putra Made Taro mengatakan dunia anak adalah dunia bermain. Dengan bermain, karakter anak dibentuk termasuk lewat mendengarkan dongeng.

"Kami akan menghadirkan permainan tradisional untuk anak disabilitas dengan nama Pongpongan," katanya. 

Disisi lain, Kabag Prokopim Setda Kota Denpasar, Cokorda Gede Partha Sudarsana mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Penggak Men Mersi karena sudah ikut memberikan ruang kreativitas untuk anak-anak Kota Denpasar. 

"Kami mengucapkan terima kasih kepada Yayasan serta panitia yang sudah menggarap kegiatan ini, dan ini merupakan hal yang positif dan kami berharap kegiatan ini terus berlanjut kedepannya" tutupnya. (Pbm2)


TAGS :

Komentar