Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Walikota Jaya Negara “Ngayah Nyangging” Serangkaian Metatah Masal di Desa Dauh Puri Kelod

Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara saat ngayah “Nyangging” di Balai Banjar Desa Adat Sanglah, bertepatan dengan Buda Umanis Dukut, Rabu (3/7). (foto/hms)

Denpasar, PorosBali.com- Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara ngayah nyangging serangkaian Karya Mepandes/Metatah Masal yang digelar pertama kalinya oleh Desa Dauh Puri Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, bertempat di Balai Banjar Desa Adat Sanglah, bertepatan dengan Buda Umanis Dukut, Rabu (3/7).

Terlihat sejak pagi, puluhan warga sudah memadati areal bale peyadnyan untuk mengikuti prosesi upacara metatah masal. Dari prosesi upacara mepandes masal ini ada yang menarik perhatian masyarakat, yakni dari 6 sangging yang akan bertugas mengasah gigi para peserta tampak di antaranya Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara yang berkesempatan ngayah nyangging.

Di sela-sela Karya Mepandes, Walikota I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan, ritual potong gigi (mepandes) yang merupakan salah satu ritual Manusa Yadnya yang wajib dilakukan. “Dalam agama Hindu mepandes wajib dilakukan ketika anak menginjak usia remaja atau sudah dewasa. Ritual ini bertujuan untuk mengendalikan enam sifat buruk manusia yang menurut agama Hindu dikenal dengan istilah sad ripu atau enam musuh dalam diri manusia,” ujarnya.

Selebihnya dikatakan, selain merupakan sebuah kewajiban yang dilaksanakan dalam kehidupan, metatah merupakan upacara untuk menetralisir sifat buruk dalam diri manusia yang disebut dengan Sad Ripu yang meliputi Kama (sifat penuh nafsu indriya), Lobha (sifat loba dan serakah), Krodha (sifat kejam dan pemarah), Mada (sifat mabuk atau kemabukan), Matsarya (sifat dengki dan irihati), dan Moha (sifat kebingungan atau susah menentukan sesuatu).

Baca Juga: Arya Wibawa Hadiri Upacara Ngadegang Mangku Gede di Pura Dalem Penataran Sari Pedungan

Sementara Perbekel Desa Dauh Puri Kelod Nengah Suartha mengatakan, upacara metatah masal pertama kalinya diadakan oleh Desa Dauh Puri Kelod. “Metatah masal ini diikuti oleh 35 orang peserta dari warga Desa Dauh Puri Kelod dengan melibatkan 6 orang sangging, serta upacara ini nantinya akan terus kami adakan secara rutin setiap tahun,” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan, kegiatan ini merupakan sebuah program dari Desa Dauh Puri Kelod yang juga serangkaian peringatan ulang tahun desa. Program ini bertujuan untuk membantu dan meringankan beban masyarakat kurang mampu sehingga dapat menekan pengeluaran masyarakat dalam melaksanakan yadnya.

“Pelaksanaan mepandes masal tidak dipungut biaya, dan kami berharap upacara mepandes sebagai bagian dari tradisi turun-temurun diwariskan dari generasi ke generasi mampu mempertahankan keberlangsungan budaya dan kearifan lokal,” ujarnya. (Pbm2)


TAGS :

Komentar