Bawakan Cerita Jana Sureng Geni, Janger Sabha Yowana Giri Usadi Desa Adat Petang Pukau Penonton PKB
- 28 Juni 2024
- Seni Budaya
- Denpasar
Denpasar, PorosBali.com- Dalam Parade Janger Tradisional Remaja Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI, Duta Kabupaten Badung, Kamis 27 Juni 2024, di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, mampu memukau penonton. Membawakan cerita “Jana Sureng Geni” yang terinspirasi perjuangan Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai, duta Badung ini melibatkan 50 orang seniman remaja ini memberikan pesan dan semangat perjuangan.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung I Gede Eka Sudarwitha yang hadir memberikan semangat kepada duta Kabupaten Badung tersebut memberikan apresiasi pada penampilan seniman remaja Petang tersebut yang mampu mengangkat tematik daripada janger tradisi itu sendiri. Pementasan juga diakui mampu mengangkat kisah kepahlawanan dari rangkaian cerita kepahlawanan, pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai dan teman seperjuangannya Pak Ayu.
“Ini cerita asli dari Desa Petang. Maka dari itu kami sangat bangga karena Yowana Desa Adat Petang, Yowana Giri Usadi sudah mampu menyuguhkan pagelaran janger tradisi yang merupakan salah satu kesenian tradisional yang sesungguhnya memang ada dan dimiliki oleh Desa Petang pada zaman dulu sekitar tahun 40 dan 50-an. Sekarang kesenian ini diangkat kembali di PKB, direkonstruksi kembali sehingga mampu ditampilkan dengan baik. Harapan kami di masa yang akan datang agar kesenian janger ini tumbuh di desa dan mereka dapat tetap terpelihara dan juga dapat disuguhkan atau ditarikan kembali pada event-event baik itu di tingkat desa, tingkat kecamatan ataupun juga di pergelaran lainnya di tingkat Kabupaten Bandung,” harapnya.
Lebih lanjut dikatakan, pementasan janger tradisi ini menceritakan mengenai sekelumit kisah kepahlawanan pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai dengan pendukungnya yaitu Pak Ayu yang merupakan salah satu pasukan utama atau komandan tempur di lapangan. “Dengan menampilkan kisah-kisah heroik lainnya atau pun dengan kisah-kisah remaja yang bersuka ria ditampilkan oleh janger, harapan kita ke depan agar dalam pelaksanaan PKB yang akan datang juga tetap dapat ditampilkan dan diberi ruang yang lebih luas lagi bagi para seniman kita khususnya seniman-seniman seni tradisional yang ada di seluruh wilayah kabupaten Badung dan juga di seluruh wilayah provinsi,” tandasnya.
Janger Sabha Yowana Giri Usadi Desa Adat Petang Duta Kabupaten Badung menampilkan “Jana Sureng Geni” menceritakan pada tahun 1946, tepatnya setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan namun masa perjuangan belum berakhir, tentara NICA kembali berambisi ingin menyerang. Badung Utara menjadi salah satu lokasi tujuan penyerangan. I Gusti Ngurah Puger adalah salah satu tokoh pejuang yang berasal dari Puri Petang pada masa itu dengan nama samaran “Ayu Werdhi” atau lebih dikenal dengan nama “Pak Ayu”, beliau adalah penyusun strategi pertahanan perjuangan Pasukan Ciung Wanara yang di Pimpin oleh | Gusti Ngurah Rai.
Dikisahkan, pertemuan I Gusti Ngurah Rai dengan I Gusti Ngurah Puger di Pura Pucak Bon. Pertemuan yang sangat singkat, yang intinya I Gusti Ngurah Rai memberikan tugas penuh kepada I Gusti Ngurah Puger untuk tetap waspada dan menjaga keamanan wilayah Badung Utara sebab Tentara NICA akan menyerang bahkan sudah bisa dipastikan akan terjadi perang puputan.
Ternyata dalam perjalanan kembali ke Puri Petang, Pak Ayu dihadang dan diserang oleh Tentara NICA. Pertempuran pun tidak bisa dihindari. Pak Ayu dengan tangan kosong diserang oleh Tentara NICA yang membawa senjata api. Namun keadaan tersebut tidak mematahkan dan menggoyahkan jiwa patriotisme Pak Ayu. Dengan gagah, beliau berdiri tegak seolah sebagai tameng dari pasukannya. Tentara NICA tanpa ragu menembak Pak Ayu dan pasukannya. Namun apa yang terjadi? Senjata Tentara NICA tidak mampu mengeluarkan pelurunya, justru dari dada Pak Ayu muncul percikan api sehingga Tentara NICA kalang kabut lari ketakutan.
Baca Juga: Wabup Suiasa Lepas Peserta Studi Banding ke Masjid Jogokariyan Yogyakarta
“Jana Sureng Geni” menggambarkan kehebatan seorang yang mampu memusatkan pikirannya atau suleng ring pikayun sehingga kobaran semangat pertahanan beliau tergambarkan oleh api yang muncul di dada Pak Ayu.
Usai pementasan para seniman Sekeha Janger Sabha Yowana Giri Usadi menyampaikan tema pementasan dan harapan ke depan. I Gusti Ayu Agung Arya Prabawati Subamia, menuturkan, mendapat kehormatan ditunjuk sebagai Duta Kabupaten Badung, yang pada garapan ini membawa lakon yang berjudul Jane Sureng Geni. Kisah ini menceritakan tentang tokoh perjuangan yang berasal dari Puri Agung Petang dan Beliau bernama I Gusti Ngurah Puger, yang dengan sebutan perjuangan beliau terdahulu adalah Ayu Werdi atau lebih sering dikenal dengan Pak Ayu. Beliau ini adalah perencana dari strategi perperangan yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai.
I Gusti Ayu Agung Arya Utamiyani menimpali dalam pementasan Janger Saba Yowana Giri Usadi melibatkan 20 orang personel Janger dan kecak, 3 orang untuk lakon dan 25 orang untuk penabuh.
I Gusti Ngurah Oka Wiratmaja mengatakan sangat terkesan karena berkesempatan pentas di PKB. “Melalui pertunjukan janger ini sangat memberi inspirasi menurut saya khususnya kepada para generasi muda di dalam meningkatkan interaksi sosial mereka, saling mengenal satu sama yang lain. Bagaimana di kehidupan yang sekarang, yang mana kehidupan sosial masyarakat yang sudah semakin minim interaksi sosial, tapi dengan adanya pementasan janger ini akan menginspirasi bagaimana dalam proses latihan memberikan sebuah ruang untuk saling berinteraksi antar pemuda,” ucapnya.
Ia berharap, ke depannya kesenian janger ini semakin diminati dan bisa kembali populer masuk ke seluruh desa bahkan seluruh banjar yang ada di Bali. Karena dengan pementasan janger ini yang melibatkan pemuda dan pemudi sebagai generasi muda khususnya di Bali, akan mampu memberi sebuah harapan ke depannya tentang bagaimana kehidupan sosial untuk meningkatkan rasa saling memiliki antara satu sama yang lain.
I Putu Eka Wedana menyampaikan harapan agar Dinas Kebudayaan yang ada di Kabupaten Badung maupun di Bali bisa melestarikan budaya terutama tradisi janger, supaya tahun depan bisa diperlombakan untuk PKB yang akan datang. I Kadek Ari Irawan sependapat dengan Eka Wedana dan berharap untuk event tahun depan supaya lebih bergengsi sebaiknya kesenian janger dilombakan sehingga para seniman lebih semangat lagi. (Pbm2)
Komentar