Pj Gubernur Bali Minta Jangan Terlena Angka Indikator Kesehatan di Atas Nasional
- 04 Juni 2024
- Info & Peristiwa
- Badung
Badung, PorosBali.com- Penjabat (Pj) Gubernur Bali SM Mahendra Jaya mengajak instansi, insan kesehatan hingga masyarakat untuk turut ngrombo menyelesaikan sejumlah permasalahan di bidang kesehatan yang masih jadi PR di Bali. “Masih banyak kasus penyakit yang cukup tinggi seperti demam berdarah, TBC, dan rabies hingga penyakit degeneratif kanker, diabetes melitus. Penyakit tersebut berdasarkan data jadi penyebab utama kematian,” katanya saat membuka Rapat Koordinasi Kesehatan Daerah Tahun 2024 di Harris Hotel, Sunset Road, Kuta, Badung pada Selasa (4/6) siang.
Pj. Gubernur menyampaikan, penyakit-penyakit tersebut semestinya dapat dicegah apabila dilakukan usaha promotif dan preventif yang kuat mulai dari masyarakat dan tersedianya pelayanan kesehatan yang memadai di seluruh kabupaten/kota. “Semangat kita bersama, ngrombo yang artinya gotong royong, namun tak hanya gotong royong namun ada kehormatan, ada kebanggaan dalam menyelesaikan sesuatu bersama,” ujarnya lagi.
Pria kelahiran Singaraja, Buleleng ini dalam kesempatan yang sama juga mengatakan Rakor Kesehatan yang menghadirkan instansi pemerintahan, RS, hingga kalangan akademika tersebut penting dilaksanakan dalam rangka menyamakan cara pandang dan merumuskan cara kerja. “Hal ini menindaklanjuti arahan Bapak Presiden RI pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional Tahun 2024, yang telah mengingatkan kembali, bahwa Indonesia pada tahun 2030-an memiliki kesempatan untuk menjadi negara maju dengan adanya bonus demografi usia produktif. Untuk mewujudkan hal tersebut, salah satu kuncinya adalah kesehatan,” tukasnya. “Kalau kita semua sehat, apa pun bisa kita kerjakan. Kalau kita sehat, makan sambal dan tempe saja akan terasa nikmat,” tambahnya lagi.
Karena itu, Pj Gubernur menuturkan, upaya penanganan stunting terus didorong guna menghasilkan sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas. “Semaksimal mungkin berupaya tidak boleh ada bayi/balita stunting, meskipun dalam data Bali yang terbaik dalam penanganan stunting namun kita tidak boleh terlena. Kita harapkan kedepan tidak ada lagi ditemukan bayi atau balita stunting di Bali,” jelasnya mengacu pada angka prevalensi balita stunting di Provinsi Bali sebesar 7,2% sesuai hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI 2023) dan terendah di Indonesia.
Baca Juga: Bali Dukung Program Layanan KB Serentak Sejuta Akseptor
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo mengapresiasi Bali dan sangat kagum dengan pencapaian Bali nyaris semua aspek berada di peringkat teratas secara nasional. Selain stunting yang rendah, juga angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang dapat menggambarkan tingkat akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. “Bali bisa dikatakan best practice untuk bidang kesehatan di indonesia,” katanya.
Apresiasi juga datang dari Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI Maria Endang Sumiwi yang menyebut Bali paling dekat dengan visi Indonesia Maju yakni sektor kesehatan menjadi poin penting untuk Indonesia menjadi negara maju dan memanfaatkan puncak bonus demografi yang diperkirakan terjadi pada tahun 2030-an. “Bali sangat cocok untuk jadi percontohan karena hampir semua indikatornya, Bali berada di posisi teratas dan diatas angka nasional,” kata Endang.
Rapat Koordinasi Kesehatan Daerah Provinsi Bali Tahun 2024 yang bertemakan ‘Sinergitas Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di Provinsi dan Kabupaten/Kota Se-Bali Melalui Transformasi Kesehatan Menuju Indonesia Emas Tahun 2045’ dibuka secara resmi dengan simbolis penekanan tombol oleh Pj. Gubernur Mahendra Jaya bersama Undangan VIP lain. (pbm1)
Komentar