Prodi Ilmu Politik FISIP Unud Gelar Kuliah Umum Sekaligus Jajaki Kerja Sama dengan ICRS UGM
- 11 Mei 2023
- Pendidikan
- Badung
Badung, PorosBali.com- Pada 10 Mei 2023 telah berlangsung kegiatan kerja sama yang dilakukan oleh FISIP Unud dengan ICRS UGM bertempat di Gedung FISIP, Universitas Udayana. Acara tersebut berlangsung dengan lancar dengan diskusi yang memperkenalkan ICRS (Indonesian Consortium for Religious Studies) sebagai lembaga yang berfokus pada studi keagamaan di Indonesia.
ICRS merupakan gabungan dari tiga universitas, yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN), dan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Kegiatan ini pun dihadiri Dekan FISIP Dr. Drs. I Nengah Punia, M. Si. dan Wakil Dekan 3 Dr. I Made Anom Wiranata, MA, S.IP. dan dari pihak ICRS, yaitu Dr. Dicky Sofjan – Core Doctoral Faculty, Dr. Leonard Epafras – Core Doctoral Faculty, Dr. Michael Quinlan – Visiting Lecture, Hendrikus Paulus Kaunang, MA – Academic Coordinator, Ida Fitri Astuti, MA – Program Manager dan Mr. Les Redfern – Direktur IIAP. Kerja sama ini pun diharapkan dapat mempererat hubungan antarlembaga dan memberikan peluang lainnya bagi kerja sama ke depannya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan kuliah umum yang berjudul Religious Literacy. Dr. Dicky Sofjan, selaku Core Doctoral Faculty dari ICRS, memaparkan materi yang sangat menarik mengenai hubungan literasi agama, politik dan sosial media. Yang kemudian ditambahkan oleh rekan-rekan ICRS. Kuliah ini pun memberikan gambaran bahwa literasi agama bukan hanya dimaknai sebagai mengetahui sebuah ajaran agama tertentu. Bukan pula hanya mampu dapat membaca teks-teks keagamaan-baik sakral maupun profan-tertentu.Literasi agama adalah suatu kemampuan untuk melihat dan mengalisis jalinan yang mendasar antara agama dengan kehidupan sosial, politik dan budaya melalui berbagai perspektif. “Bukan belajar agama, tapi belajar tentang agama. Inilah yang kemudian diingat oleh para mahasiswa dari kuliah umum tersebut,” ujarnya.
Kemudian, Dr. Dicky Sofjan menambahkan, terkadang banyak orang yang masih keliru dalam memaknai hal ini. Banyak orang pula yang belajar agama namun tidak mengerti tentang agama itu. Ini menjadi salah satu tantangan tersendiri di era modern ini, yakni sangat mudah orang mencari tahu sesuatu tentang agama secara pragmatif, namun lupa melihat siapa dan apa dari yang mereka dapat.
Namun Dr. Leo menambahkan, penguasaan terhadap teks-teks keagamaan tersebut tidak menjamin juga seseorang literat terhadap agama. Literasi agama bukan hanya tentang kemampuan membaca dalam arti keterampilan ‘mengeja’ teks-teks agama. Namun literasi agama adalah perpaduan kemampuan membaca teks agama, menyeleksi informasi dan pengetahuan dalam teks-teks agama tersebut, melihat dan menganalisis dalam jalinan konteks yang beragam, untuk selanjutnya digunakan dalam kehidupan beragama seseorang.
Banyak dari mahasiswa Ilmu Politik dan Ilmu Komunikasi tergelitik untuk mempertanyakan apa arti dari agama yang telah ada di dunia, khususnya di Indonesia. Maka dari itu, tujuan kuliah umum pun tercapai dalam kegiatan pemaparan materi maupun diskusi yang dilakukan oleh para pemateri maupun para mahasiwa FISIP Unud. (pbm5)
Komentar