Jadi Lokasi Penyu Bertelur, Pengelola Pantai Jerman Rancang Tempat Konservasi dan Edukasi
- 03 November 2022
- Info & Peristiwa
- Tabanan
Badung, PorosBali.com- Puluhan telur penyu yang ditangkarkan di kawasan pantai Jerman, Kecamatan Kuta, Badung, mulai menetas sejak beberapa hari lalu. Yang mana, telur penyu ini, sebelumnya ditemukan tanggal 13 September oleh warga sekitar, sebanyak 116 telur, dan baru menetas sebanyak 10 ekor jenis penyu lekang atau penyu abu-abu
Menurut Ketua Harian Pengelola Pantai Jerman, Komang Harta Kurniawan, kawasan pantai Jerman, memang sering menjadi lokasi bertelurnya penyu. Hal itu menurutnya, juga sering terlihat sejak dirinya masih kecil dulu.
Saat ini, penyu kembali sering terlihat bertelur di pantai Jerman. Bahkan, dalam tahun 2022 ini saja, sebanyak 7 Penyu telah menepi ke darat untuk bertelur. Dari total 7 penyu ini, diketahui ada ratusan telur yang telah diamankan dengan dibuatkan pagar dari kawat agar tidak digaruk anjing, sambil menunggu menetas. Dengan seringnya penyu bertelur di pantai Jerman, tentu kedepan, lokasi ini akan dikelola sebagai tempat konservasi dan juga edukasi berkaitan dengan Penyu.
Terkait banyaknya penyu yang sering bertelur di pantai Jerman, Komunitas Pelestari Penyu Segara Luhur Pantai Jerman, Kuta, kedepan berencana akan membuat tempat penangkaran. Yang mana, penangkaran ini, selain bisa menjadi destinasi wisata, ini juga dijadikan tempat konservasi dan edukasi. “Kedepan kami berencana membuat tempat konservasi dan edukasi,” katanya, Rabu 2 November 2022.
Diungkapkannya, memang sejak dulu, banyak penyu yang bertelur di pantai Jerman. Hal itu diperkirakannya, karena kondisi pasir yang sangat memungkinkan untuk penyu bertelur. Siklus penyu bertelur ke pantai Jerman menurutnya, biasanya terjadi pada bulan April hingga bulan November.
Beberapa bulan terakhir, penyu telah menepi ke darat untuk bertelur. Kondisi ini menurutnya mulai diketahui sejak bulan Mei lalu. Yang mana, sejak bulan Mei hingga November ini, telah ada sebanyak 7 Penyu yang bertelur. Sebagian besar dari 7 penyu ini, merupakan jenis penyu lekang atau penyu abu-abu, dan ada dua penyu sisik.
Dikatakan, awal diketahui munculnya penyu ini, pertama tanggal 2 Mei 2022. Saat itu, ditemukan seekor penyu sisik dengan 79 telur, dan berhasil menetas sebanyak 58. Kemudian, yang kedua pada 11 Mei, ditemukan sebanyak 92 telur dan berhasil menetas 80 an dengan jenis penyu lekang.
Lebih lanjut disampaikannya, untuk yang Ketiga tanggal 23 Juni, ditemukan sebanyak 78 telur dan berhasil menetas 55, jenis penyu sisik. Keempat, pihaknya tidak mengetahui kapan bertelur, dan ditemukan sudah menetas sebanyak 57 tukik jenis Lekang. Kelima tanggal 2 September sebanyak 101, mentas 74 jenis Lekang. Keenam, tanggal 4 September sebanyak 82 telur dan baru menetas 13 ekor tanggal 24 Oktober lalu, jenis Penyu Lekang. Terakhir, tanggal 13 September sebnem 116 telur, dan baru menetas sebanyak 10 ekor jenis penyu lekang.
Setelah tukik atau anak penyu ini menetas, pihaknya tidak langsung melepaskan ke alam bebas. Pasalnya, tukik yang baru lahir ini, cangkangnya masih belum keras. Untuk itu, tukik ini dibiarkan dulu di dalam bak selama 20 hari agar cangkangnya mulai keras. “Ini tidak langsung dilepaskan, karena cangkangnya masih lunak. Kalau langsung dilepas, pasti mati dimangsa,” ucapnya. (Pbm2)
Komentar