Ny. Putri Koster, Angkat Tema “Cegah Stunting Melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat”
Denpasar, PorosBali.com- Selaku Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali yang memiliki tanggung jawab mengawal perkembangan kesehatan masyarakat sekaligus meningkatkan kesejahteraan hidup melalui upaya-upaya strategis, Ny. Putri Koster terus melakukan sosialisasi melalui media elektronik dan juga media cetak. Sosialisasi dengan melibatkan media ini dilakukan untuk mempermudah penyebaran informasi hingga masyarakat yang paling terpencil posisi tempat tinggalnya.
“Tim Penggerak PKK sebagai mesin penggerak kegiatan aksi sosial dan sosialisasi, akan melibatkan seluruh kader mulai dari tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan, desa hingga tingkat banjar. Kegiatan ini aktif dilakukan kader di tingkat paling bawah, dan kemudian wajib mencatat dan melaporkan hasil perkembangan warganya, terutama terkait kondisi kesehatan, ketersediaan pangan dan kebutuhan konsumsi dan gizi bagi tubuh mereka, terutama bagi bayi, balita, ibu hamil, ibu habis melahirkan dan lansia. Ketepatan konsumsi pangan bagi tubuh itu sangat penting karena akan mempengaruhi daya tangkap cara berpikir dan mengelola otak, perkembangan fisik tubuh dan organnya (pencegahan stunting). Sehingga kerja sama antarsemua pihak sangat diperlukan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera,” tegas Ny. Putri Koster.
Selain itu, kerja sama antara pemerintah, kader PKK dan masyarakat menjadi kunci bagi terwujudnya kesejahteraan. “Hidup sehat itu tidak bisa hanya bermodalkan teori semata, namun harus adanya niat dan peran serta masyarakat itu sendiri untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Karena dengan menanamkan perilaku atau pola hidup yang bersih, tubuh juga akan mencerna makanan yang sehat, cara berpikir yang kreatif dan positif serta daya tahan tubuh yang juga akan memiliki imun dan berkembang menjadi kuat sehingga angka stunting dapat kita minimalkan,” imbuh Ny. Putri Koster yang kita kenal memiliki banyak gagasan dalam menjaga keseimbangan bahan pangan warga melalui penerapan pola HATINYA PKK bagi setiap warga, sekaligus mampu menjaga keseimbangan perputaran perekonomian rakyat, terlebih dua tahun terakhir dunia dan Bali salah satunya menjadi daerah terimbas pandemi covid-19.
Ny. Putri Koster menambahkan, “Bali termasuk memiliki angka stunting yang kecil jika dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Namun kita tidak boleh teledor atau lalai agar angka stunting tidak beranjak dari angka saat ini (9,28%) menjadi naik lagi.
Pencegahan stunting dapat kita awali dengan memberi edukasi (pengetahuan) terhadap remaja perempuan yang nantinya akan mengandung sehingga edukasi dini ini akan menjadikan bekal untuk memulai perilaku hidup bersih dan sehat khususnya yang dimulai dari diri sendiri, kemudian ditularkan kepada anggota keluarga lainnya dan seterusnya dibiasakan untuk dilakukan pada lingkungan umum.”
Hal kecil yang berdampak besar bisa dilakukan oleh siapa saja untuk menghindari stunting adalah menghindari kekurangan energi kronis (KEK) dan mencegah anemia akut pada remaja. Untuk itu penting bagi anak-anak khususnya remaja gadis untuk mengkonsumsi tablet penambah darah. Terlebih ketika seorang ibu hamil yang sedang memberikan penghidupan baru dalam kandungannya akan mampu melahirkan bayi yang sehat, cerdas dan kuat.
Kerja sama atau sinergitas yang berkesinambungan untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat tentu saja akan berdampak pada peningkatan taraf hidup dan ekonomi, karena dengan badan dan tubuh yang sehat kita akan memiliki otak yang sehat untuk berkarya, mengeluarkan ide serta gagasan. Namun perlu diingat, taraf perekonomian yang tinggi tidak cukup untuk menciptakan keluarga bebas stunting, namun yang terpenting adalah menumbuhkan kesadaran bagi semua pihak dalam menjaga kebersihan lingkungan sehingga kesehatan tubuh dan mental akan menumbuhkan semangat hidup yang semakin hari semakin bertambah.
“Gagal tumbuh kembang atau stunting akan mempengaruhi pertumbuhan fisik seseorang dan perkembangan cara berpikir otaknya. Sehingga TP PKK selalu menggandeng instansi terkait dalam memberikan edukasi terhadap masyarakat, sehingga masing-masing pihak akan terlihat langsung untuk memberikan informasi bagi masyarakat salah satunya adalah ahli gizi yang selalu siap untuk mengedukasi siapa saja yang datang ke fasilitas kesehatan terdekat,” ungkapnya.
Ketua Pengda Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Bali, I Made Kerta Duana mengatakan, yang mempengaruhi stunting atau gangguan tumbuh kembang dengan bayi pada periode 1.000 hari pertama kehidupannya adalah kurangnya energi kronis (KEK) dan infeksi berulang pada tubuhnya, baik itu karena kekurangan pemenuhan gizi dan kurangnya perhatian orangtua terhadap kestabilan tumbuh kembang antara berat badan dengan usia.
Selain memperhatikan pemenuhan gizi untuk mencegah anak agar tidak mengalami gangguan kesehatan, penting juga untuk memperhatikan keberadaan anggota keluarga di tengah lingkungan yang sehat, karena ini adalah cara dan perencanaan langkah untuk menciptakan kehidupan yang sehat dan berkualitas.
Hal ini bisa dimulai dari keluarga kemudian akan menyebar ke lingkungan sekitar dan kemudian lingkungan yang lebih luas. Karena perilaku hidup bersih dan sehat dapat mulai diwujudkan dengan kondisi lingkungan bersih, menumbuhkan perilaku (tahu, mau dan mampu turut menjaga lingkungan yang bersih) dan sering mengunjungi layanan kesehatan apabila terhadap gejala kurang baik yang dirasakan oleh tubuh.
Perbaikan lingkungan yang bersih dan menciptakan masyarakat yang sehat dapat meringankan terjadinya stunting dalam masyarakat, karena apabila dilihat secara genetik stunting dapat dicegah melalui pengetahuan dan mengubah perilaku hidup yang bersih dan sehat, sekaligus menumbuhkan kepedulian terhadap perkembangan kesehatan fisik dan mental.
PHBS atau perilaku hidup bersih dan sehat adalah kunci untuk mendukung lingkungan yang berkualitas (bebas dari gangguan pernapasan, bebas dari kotor dan menyebabkan jentik nyamuk). Namun hal ini tidak boleh berhenti di diri sendiri melainkan harus ditularkan kepada seluruh elemen masyarakat.
Orangtua wajib membekali diri dan memiliki kecakapan dalam melahirkan, mendidik dan memantau tumbuh kembang bayi yang sesuai dengan usia. Karena pencegahan kurang gizi dan penyakit infeksi dapat dilakukan sejak dini, dengan cara menyeimbangkan gerakan fisik, pemilihan makanan yang tepat dengan kebutuhan tubuh dan kelengkapan gizi (tidak harus mahal dan tidak harus impor namun memiliki gizi yang diperlukan oleh tubuh kita untuk berkembang dengan baik).
PHBS dalam rumah tangga akan sangat berkontribusi kepada pertumbuhan generasi yang sehat yakni dengan beberapa indikator pendukung untuk menyiapkan jamban yang bersih, tidak merokok dalam rumah agar tidak meracuni anggota keluarga lainnya (perlu ada ruang khusus untuk merokok sekalipun itu dirumah), pemenuhan gizi, penyediaan sanitasi yang bersih, ketersediaan air bersih, mencuci tangan pakai sabun, dan gerakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. (Pbm2)
Komentar