Gemarikan di Desa Ababi, Ketua Forikan Bali Ny Putri Koster: 'Jadikan ikan sebagai menu keluarga'
- 24 Mei 2022
- Info & Peristiwa
- Karangasem
Denpasar, PorosBali.com- Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (FORIKAN) Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster serius dan tidak pernah lelah turun ke tengah masyarakat. Selain mengetahui kondisi mereka secara langsung, turun ke lapangan menjadi salah satu program utama yang dilakukannya dalam rangka melakukan sosialisasi dan aksi sosial.
Seperti yang dilaksanakannya hari ini, Selasa (24 Mei), Ketua FORIKAN Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster didampingi anggotanya melaksanakan Safari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) di Desa Ababi, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem.
Dijelaskannya ikan merupakan sumber protein yang sangat baik untuk mencukupi kebutuhan harian nutrisi anak guna memaksimalkan fase tumbuh kembangnya, dimana ikan mengandung Omega-3 yang sangat penting bagi perkembangan otak anak. “Begitu pentingnya manfaat yang diperoleh dari mengkonsumsi ikan, maka perlu dibangun kesadaran khususnya dikalangan anak-anak untuk menyukai dan gemar makan ikan. Gerakan ini juga sebagai salah satu upaya membangun generasi emas yang sehat jasmani dan rohani. Untuk itu, menu ikan diharapkan dapat menjadi salah satu menu wajib yang disajikan dalam keluarga”, terang Ketua FORIKAN Bali Ny. Putri Koster.
Betapa pentingnya anak - anak kita mendapat asupan gizi yang terkandung dalam ikan agar anak tumbuh sehat dan cerdas. Jadikan ikan sebagai menu keluarga, olah ikan dengan baik sehingga anak - anak suka makan ikan. Pendamping orang nomor satu di Bali ini menambahkan, selain menumbuhkan kesadaran untuk mengkonsumsi ikan, juga perlu diperhatikan ketersediaan ikan yang sehat dan segar yang dihasilkan dari danau/ laut ataupun sungai yang bersih pula. Mengingat sungai atau danau/ laut yang kotor akan berdampak pada kualitas dari ikan yang hidup di tempat tersebut. Untuk itu, sangat penting dan menjadi perhatian bersama untuk menjaga habitat ikan (danau, sungai, atau laut) tetap bersih sehingga nantinya dapat mengkonsumsi ikan segar yang bersih dan menyehatkan. Selain itu masyarakat juga bisa memanfaatkan lahan kosong dengan membuat kolam ikan yang hasilnya nanti bisa untuk konsumsi sendiri. Dengan demikian kita tidak hanya membangun kesadaran gemar makan ikan, tetapi juga menjamin ketersedian ikan yang terjangkau masyarakat yang nantinya menjadikan masyarakat semakin gemar makan ikan sekaligus ketersediaan ikan tidak mahal dan dapat diperoleh dengan mudah oleh masyarakat, sehingga kebutuhan gizi dapat terpenuhi.
Pada kesempatan ini, Ny. Putri Koster juga menyampaikan agar warga Bali khususnya yang berprofesi sebagai nelayan jika mendapatkan hasil laut (ikan) agar mengutamakan untuk Konsumsi keluarganya terlebih dahulu. Setelah nutrisi tubuh terpenuhi dan asupan gizi yang berasal dari protein ikan tercukupi, barulah dipersilahkan menjual untuk menyambung perekonomian keluarga. "Mari kita bangun tatanan kehidupan era baru, yakni dengan memahami dan memenuhi kebutuhan kita terlebih dahulu sebelum dijual ke oranglain. Kita belajar memenuhi kebutuhan hidup kita dari alam terlebih dahulu, jangan mengutamakan bahan makanan dari membeli apalagi yang serba instan, selain tidak baik untuk kesehatan tubuh, makanan instan sebagian besar berisi pengawet", ungkap Ny. Putri Koster.
Ketua FORIKAN Bali menyampaikan agar ibu-ibu rumah tangga yang memiliki tanggung jawab dalam memantau pangan yang akan dikonsumsi oleh anggota keluarga lebih memilih untuk menyiapkan pangan (lauk-pauk) dengan olahan tangan sendiri (masak). Selain dijamin kebersihan penyajiannya, masakan sendiri juga dapat diminimalkan penggunaan bahan/ bumbu penyedapnya. Ditambahkan Ny. Putri Koster agar penggunaan garam juga lebih baik menggunakan gram lokal. Selain rasanya lebih murni yang diolah dari laut, garam lokal juga akan memberikan berkah bagi petani garam di daerah kita sendiri.
Bupati Karangasem I Gede Dana didampingi Ketua FORIKAN Kabupaten Karangasem Ni Made Nuriasih Dana mengatakan bahwa Kabupaten Karangasem pada tahun 2021 mencatat sebanyak 22 % dari jumlah bayi yang ada mengalami stunting. Untuk mengurangi angka stunting maka wajib bagi instansi terkait melakukan penanganan kemiskinan terlebih dulu. “Stunting atau gangguan tumbuh kembang pada anak sebagian besar terjadi pada keluarga yang tingkat perekonomiannya berada digaris menengah ke bawah. Sehingga kemiskinan yang mereka alami menyebabkan sulitnya pemunuhan gizi bagi mereka”, ungkapnya.
Pada safari gerakan memasyarakatkan makan ikan kali ini dilengkapi dengan peninjauan posyandu dan menyuapi makanan bubur ikan untuk bayi, karena pengenalan pangan ikan akan lebih maksimal dilakukan sejak dini. Pada kesempatan ini, diserahkan sebanyak 420 paket ikan segar dan olahan ikan, beras dan telur. Dengan harapan dengan mengkonsumsi ikan segar dapat dijadikan solusi dalam upaya memutus rantai kemiskinan.
Dalam acara yang juga dihadiri oleh Wakil Ketua Forikan Pusat Soen An, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, Bupati Karangasem I Gede Dana, Ketua FORIKAN Kabupaten Karangasem Ni Made Nuriasihdan Kepala Dinas Kesehatan Karangasem, Ny. Putri Koster juga mengajak semua stakeholder bersinergi untuk menemukan pola dan sistem terkait upaya membangun kesadaran untuk gemar makan ikan serta penyediaan ikan yang segar, agar sehat dan terjangkau oleh masyarakat. (Pbm1)
Komentar