Kupas Tuntas Bambu Tabah dari Hulu ke Hilir, Akademisi FTP Unud ini Pernah Raih Kehati Award
- 31 Maret 2022
- Pendidikan
- Denpasar
Denpasar, PorosBali.com- Bambu merupakan tanaman multiguna karena seluruh bagian bambu seperti batang, daun, akar, dan rebungnya dapat dimanfaatkan, termasuk penggunaannya sebagai bagian ritual adat Bali. Dari sisi konservasi, bambu berfungsi sebagai tanaman di lahan kritis dan penyimpan air.
Bambu Tabah merupakan jenis bambu yang dinilai makin sedikit dan tidak cukup dirawat khususnya di daerah Pupuan Tabanan Bali. Berawal dari kondisi Bambu Tabah yang mulai langka, salah satu dosen Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem (TPB) Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana (FTP Unud) yaitu Dr. Ir. Pande Ketut Diah Kencana, M.S melakukan penelitian pengembangan bambu Tabah dari hulu ke hilir.
Dr. Ir. Pande Ketut Diah Kencana, M.S merupakan salah satu peneliti perempuan yang mengupas tuntas bambu tabah dari hulu ke hilir sudah menghasilkan 14 produk turunan bambu tabah mulai dari bagian batang, daun, dan rebungnya serta memberdayakan kelompok pengolah bambu melalui koperasi. Penelitian terkait bambu sudah dilakukan sejak tahun 1990 saat sedang melanjutkan kuliah program magister di IPB University. Beliau berharap melalui penelitian yang dilakukan dapat membantu untuk meningkatkan harga jual dari bambu tabah itu sendiri.
Dr. Ir. Pande Ketut Diah Kencana, M.S juga mengatakan ingin mengedukasi dan meginformasikan terkait Bambu tabah kepada masyarakat dan juga melaporkan bahwa bambu tabah memiliki nilai gizi seperti Kandungan serat, vitamin, serta antioksidannya cukup tinggi. ia juga melaporkan bahwa sudah menghasilkan beberapa produk pangan dari bambu tabah seperti Rebung dalam kemasan vakum, tepung rebung sebagai prebiotik, dan pickle rebung.
Atas ketekunan dan kegigihannya dalam mengupas tuntas bambu tabah sebagai objek penelitian yang aplikatif, Ibu Dr. Ir. Pande Ketut Diah Kencana, M.S meraih penghargaan Kehati Award 2020 kategori akademisi serta sempat menerima Penghargaan Penyelamat Plasma Nutfah tahun 2018 dari Kementerian Pertanian RI. (pbm5)
Komentar