Presiden IPU Duarte Pacheco Puji Kesiapan Indonesia sebagai Tuan Rumah
- 19 Maret 2022
- Info & Peristiwa
- Badung
Badung, PorosBali.com- Indonesia didaulat menjadi tuan rumah ajang bergengsi Forum Parlemen se-Dunia atau Inter-Parliamentary Union (IPU)
dengan agenda sidang ke-144 selama hari mulai Minggu besok (20/3) hingga 24 Maret 2022. Event ini rencananya dibuka langsung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Selama lima hari berlangsung, Indonesia akan menjamu lebih dari 1.000 delegasi lebih dari 115 negara.
Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan kesiapan Indonesia untuk berperan aktif dalam menuntaskan permasalahan global.
“Peran Indonesia untuk ikut menyelesaikan semua kebijakan yang ada di dunia internasional bersama pemerintah dapat diimplementasikan secara konkret,” ujar Puan Maharani saat konferensi pers di Hotel Westin, Sabtu (19/3).
Menurut Puan Maharani, setelah resmi dibuka besok, Indonesia sebagai tuan rumah akan memimpin semua agenda persidangan IPU ke-144.
Disinggung soal keikutsertaan negara-negara anggota, Puan mengatakan pihaknya mengaku sudah mendapat konfirmasi kehadiran 115 negara peserta.
“Harapan kami melalui IPU ini Indonesia akan dapat mencapai keseluruhan resolusi yang diadopsi,” tegasnya.
Lewat rangkaian sidang IPU ke-144 diharapkan bisa jadi ‘problem solver’ sejumlah permasalahan penting global.
Perubahan Iklim menjadi tema utama IPU ke-144, yang di dalamnya juga mengupas sejumlah isu-isu sentral dunia.
Di antaranya pandemi Covid-19, kesetaraan gender, demokrasi dan HAM, SDG’s, serta perdamaian dan keamanan dunia.
Kesiapan Indonesia menghelat IPU ke-144 mendapat apresiasi langsung Presiden IPU Duarte Pacheco. “Penyelenggaraan yang sempurna. Saya takut semua orang senang berada di sini dan tidak mau kembali ke negaranya masing-masing,” katanya.
Duarte Pacheco menjelaskan mengenai salah satu isu perdamaian yang akan dibahas.
Konflik Ukraina dan Rusia akan menjadi dialog penting yang dibahas dalam sidang IPU 144 di Bali. Nantinya, hasil dialog yang berupa resolusi damai akan didiplomasikan guna menyelesaikan permasalahan yang merugikan masyarakat di kawasan Eropa Timur tersebut. (pbm3)
Komentar