Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Sinergi AFKHI dan FAO, FKH UNUD Revitalisasi Kurikulum Antisipasi Berbagai Isu 'Global One Health'

Sinergi AFKHI dan FAO, FKH UNUD Lakukan Revitalisasi Kurikulum Antisipasi Berbagai Isu 'Global One Health'

Denpasar, PorosBali.com- Mengantisipasi perkembangan tiga isu global one health, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana (FKH Unud) gelar Workshop Revitalisasi Kurikulum menggandeng Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI) dan Food and Agriculture Organization (FAO), pada Selasa (18/1/2022). 

Kegiatan workshop berlangsung secara hybrid di buka oleh Dekan FKH Prof. Dr. drh. Nyoman Suartha, M.Si. Titik point secara luring dengan protokol kesehatan yang ketat bertempat di Ruang Seminar Lt 1 FKH Kampus Sudirman, dan secara daring melalui Webex.

 

Melalui revitalisasi kurikulum konsep pendekatan one health akan diintegrasikan ke dalam rencana pembelajaran. Ketiga isu global itu yang pertama yaitu penanggulangan penyakit zoonosis, Emerging diseases (EID) dan Re Emerging diseases (REIDs). Isu kedua yaitu ancaman Antimicrobial resistance (AMR atau resistensi antimikroba) dan ketiga tentang Poultry Health (kesehatan unggas).

Prof Suartha dalam sambutannya mengatakan Budaya mutu harus tetap dipertahankan untuk menghasilkan lulusan yang dapat bersaing dan siap di dunia kerja. Materi pembelajaran harus selalu diperbaharui untuk peningkatan mutu lulusan. 

 

“Sesuai perkembangan kesehatan global saat ini dan prediksi ke depan, bahwa munculnya kasus penyakit baru yang bersifat zoonosis, munculnya ancaman resistensi antimikroba yang kondisi ini sangat berhubungan erat dengan manajemen perunggasan. Maka perlu ditanamkan secara dini dan berkelanjutan pada mahasiswa, dan diimplementasikan dalam kurikulum pembelajaran,” ujar Suartha.

Turut memberikan sambutan dari FAO Indonesia yang diwakili oleh Gozali. “Global health security program, Kerjasama FAO Indonesia dan Dirjen PKH mendorong AFKHI untuk memperkaya kurikulum masing-masing FKH di Indonesia dengan cara merevitalisasi kurikulum menyesuaikan dengan perkembangan zaman” ungkap, Gozali. 

 

Untuk kelancaran proses integrasi konsep one health ke dalam pembelajaran kedokteran hewan, dihadirkan dua pakar sebagai narasumber dalam workshop ini. Pembicara pertama Prof. Ir. I Made Supartha Utama, M.S., Ph.D. dari Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Udayana

.Di moderatoir oleh  Drh. Tri Komala Sari, Ph.D, materi Revitalisasi Kurikulum: Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi di Era Industri 4.0 untuk Mendukung Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM).

 

Suparta mengungkapkan Permendikbud No. 3 Tahun 2020 sebagai acuan penyelenggaraan dan evaluasi kurikulum. Capaian Pembelajaran Lulusan harus sesuai SKKNI yang telah ditetapkan standardnya. Perubahan-perubahan yang ada harus diimplementasikan ke dalam kerikulum pembelajaran, agar kedepannya mahasiswa siap disaat terjun ke masyarakat atau di dunia kerja. 

“Perlu adanya relaksasi kurikulum dan terbukti interdisiplin, multidisplin dan transdisiplin keilmuan mengarah pada kompleks problem solving (pemecahan masalah) berbasis case based learning (Pembelajaran studi kasus). Sehingga perubahan kurikulum dapat menciptakan kemampuan khusus yang dapat menjawab perubahan dan permasalahan yang terjadi,” ungkap Supartha.

 

Pembicara kedua menghadirkan Dr. drh. Hapsari Mahatmi, MP yang juga pakar One Health dari Universitas Udayana. Dimoderatiri oleh Drh. Kadek Karang Agustina, MP, materi yang sangat menarik disajikan yaitu Integrasi Konsep One Health pada kurikulum FKH Unud dalam Upaya Penanggulangan Zoonosis, AMR, EIDs dan ReEIDs. 

Sekarang ini banyak kejadian penyimpangan penggunaan obat-obatan dan khususnya antibiotik, baik oleh tenaga professional maupun masyarakat awam. Adanya ketergantungan antara Kesehatan hewan, manusia dan lingkungan, mengharuskan tenaga professional (salah satunya dokter hewan) harus berkolaborasi dengan tenaga professional dari profesi lainnya untuk upaya pencegahan, pemberantasan penyakit, kesehatan ekosistem yang berdampak pada sosiol ekonomi.

 

“Untuk menciptakan One world, one health. Perlu pendekatan kolaboratif multidisiplin baik lokal, nasional dan global. Dimana fokus one health sekarang ini mengarah ke zoonosis, EIDs, AMR-AMU, dan poultry health,” ungkap Mahatmi.

Secara daring melalui Webex workshop ini diikuti perwakilan dari Direktur Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI; Perwakilan FAO Indonsesia; Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali; Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung; Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar; Kepala Balai Besar Veteriner Denpasar; Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar; Kepala Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Bali; Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali; Ketua PB PDHI; Ketua PDHI Cabang Bali;; PT Charoen Pokphand Indonesia Cabang Bali; PT Japfa Comfeed Indonesia Cabang Bali; Para Alumni FKH Unud; Para Koordinator Mata Kuliah FKH Unud; Dosen FKH Unud; perwakilan mahasiwa: BEM FKH Unud; Ketua DPM FKH Unud; Pemimpin Umum LPM Suara Satwa FKH Unud.

 

“Seperti diketahui isu-isu global terus berkembang, yang menjadi tantangan dan peluang FKH Unud. Pada kesempatan yang baik ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada FAO atas bantuan dananya, juga supporting dari AFKHI dan Dirjen PKH, semoga kerja sama ini terus berjalan dan FKH Unud semakin maju,” harap Suartha. (Pbm5)

 

Sumber: http://www.unud.ac.id 


TAGS :

Komentar