Lomba Desain Kreasi Busana Adat Ke Kantor Pakem Bali, Rahayuni: 'Bermanfaat Sosial dan Ekonomi'
Denpasar, PorosBali.com- Berbagai Lomba yang digelar serangkaian HUT Ke-48 PDI Perjuangan sekaligus Bulan Bung Karno di Bali, secara resmi berakhir kemarin, Rabu (30/6/2021), di Sekretariat DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali. Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali Wayan Koster yang menutup langsung kegiatan ini menyampaikan apresiasinya kepada masyarakat dan kader banteng moncong putih yang menyukseskan kegiatan yang bernuansa pelestarian budaya Bali.
"Kegiatan dan lomba yang dilaksanakan ini merupakan upaya kita selaku Kader PDI Perjuangan untuk melestarikan warisan budaya Bali. Harapannya dapat memberikan manfaat kepada masyarakat," ujar Wayan Koster yang juga Gubernur Bali.
Berbagai kegiatan lomba yang digelar meliputi Lomba Mixologi Arak Bali, Lomba Barista Kopi Bali, Lomba Desain Kreasi Busana Adat ke Kantor Paket Bali, Lomba Desain Kreatif Endek Bali, Lomba Cerdas Cermat atau Utsawa Widya Tarka Susastra Bali dan Lomba Website Aksara Bali
Menariknya, pada Acara Penutupan ini menjadi kehormatan bagi Lomba Desain Kreasi Busana Adat Ke Kantor Pakem Bali. Pasalnya, para pemenang lomba dan perancangnya mendapat kesempatan tampil diatas panggung untuk menampilkan rancangannya.
"Ini sangat luar biasa. Kesempatan menampilkan karya terbaik hasil dari Lomba Desain Kreasi Busana Adat Ke Kantor Pakem Bali. Semoga desain ini menjadi inspirasi bagi perancang lainnya untuk berinovasi dalam desainnya," kata Wayan Koster usai acara penutupan.
Ni Made Rahayuni, selaku Koordinator Lomba Desain Kreasi Busana Adat Ke Kantor Pakem Bali mengatakanl lomba ini sangat sejalan pula dengan momentum perayaan ulang tahun PDI Perjuangan ke- 48 bertema Indonesia Berkepribadian Dalam Kebudayaan sekaligus sebagai upaya memantapkan implementasi program Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
"Selain itu juga mengimplementasikan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali No.79 Tahun 2018 terkait penggunaan busana adat Bali sesuai etika dan estetika budaya Bali dan karakter bangsa, dan Surat Edaran Gubernur Bali No.04 Tahun 2021 tentang Penggunaan Kain Tenun Ikat atau Endek Bali," terang Rahayuni, Anggota DPRD Kabupaten Tabanan ini.
Lebih lanjut, Rahayuni menyampaikan Lomba Desain Kreasi Busana Adat Ke Kantor Pakem Bali memiliki dampak positif bagi masyarakat, baik secara sosial maupun ekonomi.
"Dari segi sosial, lomba ini merupakan upaya mengenalkan kepada masyarakat dan generasi muda sekaligus melestarikan busana adat Bali sebagai warisan budaya leluhur. Dan dari segi ekonomi, nantinya dapat meningkatkan perputaran roda perekonomian masyarakat," ujarnya.
Hal ini juga menurut politisi asal Tabanan ini, merupakan upaya mendukung kebijakan pemerintah untuk membangkitkan perekonomian melalui UMKM. Apalagi saat pandemi covid-19 Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny. Putu Putri Suastini Koster sedang gencar-gencarnya membangkitkan dan memajukan usaha dan kerajinan masyarakat Bali.
Rahayuni juga mengatakan kain enek Bali kini sudah dikenal oleh internasional setelah Ny. Putri Suastini Koster berhasil melobi Christian Dior dan akhirnya Pemprov Bali melalui Gubernur Wayan Koster telah menandatangani kerjasama dengan Christian Dior dalam mempromosikan Ekspresi Budaya Tradisional Indonesia untuk Tenun Endek Bali, pada 11 Pebruari 2021 lalu.
"Ini membuktikan bahwa endek Bali sebagai warisan budaya sudah dikenal dunia. Untuk itu saya berharap agar kedepannya endek Bali menjadi pilihan dalam berbusana," harap Rahayuni yang dipercaya sebagai Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (Pbm5)
Komentar