Ketua Ilmuwan WHO : Kecil Kemungkinan Dunia Akan Kembali Normal Hingga 2022 Karena Covid-19
- 18 September 2020
- Info & Peristiwa
- Dunia
PorosBali.com- Ketua Ilmuwan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan mengatakan bahwa kecil kemungkinan dunia akan kembali normal hingga 2022 karena pandemi Covid-19. Menurut Swaminathan, banyak orang membayangkan bahwa pada Januari 2021 vaksin tersedia di seluruh dunia, dan semua akan kembali normal setelahnya, “tapi itu hanya sebuah fantasi, bukan begitu cara kerjanya.”
Swaminathan menunjukkan bahwa waktu yang paling masuk akal untuk meluncurkan vaksin Covid-19 adalah pada pertengahan 2021 dan efek dari imunisasi vaksin tersebut tidak akan terjadi dalam semalam. “Menggunakan masker dan jaga jarak (social distancing) masih diperlukan untuk sementara waktu,” ujar Soumya, Rabu, (16/09/2020).
Dikutip dari Fox News, WHO mengungkapkan bahwa dibutuhkan antara 60-70 persen populasi manusia yang telah memiliki kekebalan sebelum kita bisa mulai melihat penurunan yang drastic dari penularan virus ini. “Kami juga tidak tahu berapa lama vaksin ini akan melindungi, itulah tanda tanya besar lainnya. Berapa lama kekebalan ini bisa bertahan? Mungkin saja Anda membutuhkan hal lain untuk memperkuatnya,” lanjut Soumya.
Minggu ini, pendiri Microsoft, Bill Gates, membuat prediksi serupa. Miliarder itu membantu mendanai banyak upaya vaksin. Berbicara dengan New York Magazine, Gates mengatakan kekebalan masyarakat secara global tampaknya tidak mungkin kembali normal sampai 2022. Menurut pemilik Bill & Melinda Gates Foundation itu, distribusi vaksin akan menjadi tantangan selanjutnya jika 80 persen dari semua vaksin disetujui dan mendapatkan semua kapasitas untuk memberantas virus Covid-19.
“Itu memakan waktu hingga 2022. Anda berharap itu tidak melewati tahun 2022?” ungkap Gates.
Mengembangkan vaksin yang layak biasanya membutuhkan waktu satu dekade, tapi usaha untuk menghasilkan vaksin virus corona baru itu telah dipercepat ke kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. New York Times melaporkan bahwa saat ini terdapat 40 vaksin dalam uji klinis dan 9 sudah dalam pengujian Fase 3 di seluruh dunia.
Pada Rabu, 16 September 2020, departemen pertahanan dan lembaga federal kesehatan menguraikan rencana untuk vaksin potensial yang meliputi tersedianya secara gratis untuk semua orang Amerika. Menurut Associated Press, lembaga-lembaga sedang melihat perkiraan pada Januari untuk kemungkinan dimulainya kampanye vaksinasi.
Sementara pada Selasa, 15 September 2020, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menegaskan kembali keyakinannya bahwa vaksin dapat tiba sebelum hari pemilihan presiden, pada 3 November mendatang. Saat ini, Amerika memiliki kasus virus terbanyak di dunia, Pusat Sumber Daya Coronavirus Johns Hopkins melaporkan 6,6 juta kasus dikonfirmasi dan lebih dari 196.000 kematian.
“Kami akan mendapatkan vaksin dalam beberapa minggu. Bisa empat minggu, bisa delapan minggu. Apakah sebelum pemilihan, bisa jadi, kami akan mulai mengirimkan vaksin segera setelah mendapatkannya,” kata Trump.
Tapi, pejabat kesehatan presiden sendiri menolak agenda seperti itu, dan pembuat vaksin telah bersumpah untuk menunggu data keamanan dan efektivitasnya. Namun, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Anthony Fauci mengatakan bahwa vaksin bisa dipergunakan sebelum pemilu, secara teoritis masih dalam tahap “mungkin”. (*)
Komentar