Pembelajaran di Rumah, Ny Putri Koster Sebut Perlu Kesiapan Serta Peran Orang Tua
- 24 Juli 2020
- Info & Peristiwa
- Denpasar
Denpasar, PorosBali.com- Penerapan kebijakan belajar di rumah bagi siswa disaat pandemi covid-19 menimbulkan berbagai permasalahan tidak hanya menyangkut kesiapan sarana prasarana belajar secara online seperti gadget, laptop dan kuota internet, namun juga menuntut kesiapan serta peran orang tua dalam hal mengawasi dan membantu proses belajar anaknya di rumah. Hal itu disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ny Putri Koster ketika menjadi salah satu narasumber dalam acara 'Perempuan Bali Bicara' yang mengangkat tema 'Pendampingan Belajar Anak di Rumah di masa Pandemi Covid 19', Denpasar, Jumat (24/7).
Ny Putri Koster menyampaikan bahwasannya untuk mencegah penyebaran Virus Corona di lingkungan sekolah, pemerintah mengambil kebijakan anak-anak belum bisa belajar seperti biasa di sekolah, melainkan dengan melakukan proses pembelajaran di rumah masing masing. Penerapan kebijakan ini tentu saja menimbulkan berbagai permasalahan tidak hanya menyangkut kesiapan sarana prasarana belajar secara online seperti gadget, laptop dan kuota internet, namun juga menuntut kesiapan serta peran orang tua dalam hal mengawasi dan membantu proses belajar anaknya di rumah.
Berbagai persoalan lain pun muncul. Orang tua merasa terbebani karena harus mengajar anaknya di rumah, di mana biasanya proses pembelajaran dilakukan oleh guru di sekolah dalam situasi normal. Hal ini tentu saja menimbulkan rasa ketidaknyamanan baik dari sisi orang tua ataupun anak itu sendiri. Anak menjadi stres akan beban pembelajaran yang harus diikuti dan diberikan guru, dan di sisi lain orang tua juga stres dengan tugas barunya, yakni tidak biasa mengajar anak-anaknya. Stres yang timbul dapat menurunkan imun tubuh dan membuat rentan tertular virus, di samping pola yang tidak tepat bisa menyebabkan trauma pada anak.
Untuk itu, Ny Putri Koster mengajak para orang tua untuk berusaha menciptakan suasana yang nyaman dan penuh kasih sayang dalam proses belajar anak di rumah. Jangan sampai proses belajar di rumah menjadi hal yang mengerikan dan memberi trauma tersendiri bagi anak nantinya.
Menurutnya anak-anak kita sudah cukup trauma dengan keadaan sekarang di mana mereka tidak bisa bertemu teman- temannya, bermain bersama dan situasi ini sudah cukup sulit bagi mereka. Untuk itu, mereka perlu suasana yang nyaman, penuh kasih sayang dan dukungan penuh dari orang tua agar anak-anak bisa belajar dengan baik tanpa beban, dan paling penting tidak menimbulkan trauma bagi mereka.
Wanita yang akrab dipanggil Bunda Putri ini juga menyampaikan, dibalik berbagai permasalahan yang timbul dari belajar dari rumah, orang tua dapat mengambil hikmah di antaranya memanfaatkan waktu ini untuk mendekatkan hubungan dengan anak yang biasanya orang tua sibuk di luar untuk bekerja. Dengan kasih sayang serta perhatian yang kita berikan kepada anak, akan membuat anak merasa nyaman dan mereka akan tumbuh menjadi anak-anak yang berkarakter serta berkepribadian di masa depan.
Bunda Putri juga berharap, ke depannya agar ditemukan solusi yang tepat dari berbagai permasahan yang ada saat ini. Semua pihak sedang beradaptasi dengan situasi pandemi saat ini. Demikian pula halnya anak anak dan orang tua. Untuk itu, semua pihak diminta bersabar dan yang terpenting adalah bagaimana memberikan rasa yang nyaman kepada anak untuk belajar tanpa menimbulkan trauma baru kepada mereka. Dengan demikian, anak-anak kita akan dapat bertumbuh dengan sehat baik secara fisik dan mental serta memiliki karakter yang kuat yang bisa menjadi generasi penerus bangsa di masa yang akan datang.
Sementara itu, Prof DR dr Luh Ketut Suryani MD dari Suryani Institute For Mental Health yang juga hadir sebagai narasumber siang hari ini menyampaikan bahwa pandemi Covid 19 telah memberikan trauma tersendiri bagi anak-anak. Hal ini dikarenakan mereka tidak bisa melakukan aktivitas sebagaimana mestinya seperti bermain bersama teman dan pergi ke sekolah. Kemudian trauma mereka akan bisa bertambah ketika mereka harus belajar dari rumah dalam suasana penuh tekanan, stres dan tidak nyaman. Hal ini sangat berbahaya bagi tumbuh kembang anak dan bisa menimbulkan trauma yang panjang bagi anak. Situasi belajar yang seharusnya menyenangkan menjadi hal yang menakutkan ketika orang tua di rumah tidak bisa memberikan rasa nyaman dalam belajar kepada anak anak. Belum lagi permasalahan penggunaan teknologi atau gadget yang cenderung membuat anak kurang aktivitas secara fisik dan hanya sibuk dengan gadgetnya.
Prof Suryani juga menyoroti terkait penugasan yang diberikan kepada anak, di mana anak diminta menyebutkan nama dan data dirinya yang kemudian diupload ke media sosial, di mana menurutnya hal ini sangat berbahaya menyebarkan data anak secara luas.
Untuk itu meminta agar para pemangku kepentingan bisa bisa duduk bersama mencari solusi yang terbaik terkait pola pembelajaran anak anak di masa pandemi Covid 19 ini. Bagaimana agar anak anak dalam belajar tidak merasa tertekan dan nyaman. Jangan sampai anak-anak kita pandai secara akademis, tetapi mental mereka cedera dan mereka memiliki trauma yang mendalam.
Prof Suryani juga menekankan pentingnya menumbuhkan kreativitas pada anak. Anak anak harus dilatih untuk bisa kreatif dan berani mencoba melakukan sesuatu hal yang baru serta berani untuk jatuh dan kembali bangkit. Di masa pandemi Covid 19 ini , di rumah orang tua dan anak bisa bersama-sama melakukan kegiatan kreativitas seperti menggambar , berkebun dan kegiatan lainnya. Dengan demikian orang tua akan memilki banyak waktu bersama anak dan anak juga akan akan merasa dicintai, diperhatikan dan mendapat kasih sayang. Orang tua harus paham bahwa anak perlu kasih sayang, perhatian serta juga penghargaan ataupun pujian atas hal positif yang sudah mereka lakukan. (Pbm1)
Komentar