Pasien Covid-19 di Buleleng Didominasi Pasien Orang Tanpa Gejala
- 26 Juni 2020
- Info & Peristiwa
- Buleleng
Buleleng, Porosbali.com- Angka pasien positif terpapar covid-19 di Kabupaten Buleleng sampai Jumat (26/6/2020) masih berjumlah 93, bahkan hampir 78 pasien merupakan Orang Tanpa Gejala (OTG).
Sehingga dengan adanya fakta tersebut pihak Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 masih tetap fokus memperhatikan fenomena tersebut, sebab hal itu harus di waspadai masyarakat agar tidak menyepelekan hal terkait khususnya warga di kabupaten Buleleng.
Sekretaris GTPP Covid-19 Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd saat memberikan keterangan pers secara virtual terkait perkembangan penanganan Covid-19 di Buleleng, mengatakan dari 93 kasus pasien yang terkonfirmasi positif di Buleleng, sejumlah 78 diantaranya memang berasal dari orang tanpa gejala (OTG).
Melihat hal itu pihaknya terus menjadikan OTG sebagai fokus perhatian untuk diwaspadai agar tidak menularkan pihak lain. Meski pada awal terjadinya wabah di Buleleng hanya pasien bergejala dijadikan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
PDP ini selanjutnya di tes swab dan terkonfirmasi positif. Namun, belakangan ini pihaknya melihat justru pasien OTG yang mendominasi.
“OTG ini memang sekarang menjadi fokus perhatian yang harus diwaspadai, karena kalau dulu awal awalnya yang menunjukkan gejala baru kita jadi PDP lalu dilakukan Swab baru terkonfirmasi,” jelasnya.
Suyasa yang juga Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng menambahkan hampir semua pasien OTG tersbut awalnya hanya meminta untuk di rapid test, akan tetapi justru beberapa Hasilnya menunjukkan reaktif.
Sehingga berdasarkan hasil itu pihak GTPP melakukan tes Swab kepada pasien OTG tersebut dan hasilnya dominan terkonfirmasi positif.
Bahkan setiap OTG yang meminta rapid tes masing masing ada dari pelaku perjalanan yang di rapid test di Puskesmas, hingga hasil tracing dari pasien terkonfirmasi juga didominasi oleh OTG yang di rapid test hasilnya reaktif serta di tes swab pasien menunjukkan hasil terkonfirmasi positif.
“Masyarakat harus menjaga kewaspadaan dan kedisplinan dalam menjalankan protokol kesehatan. Walaupun tidak bergejala, protokol kesehatan harus tetap dijalankan secara ketat supaya tidak terpapar atau menularkan,” tutupnya (Pbm1)
Komentar