Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Kombes Dodi Komitmen Berantas Premanisme dan Tindak Kekerasan di Bali

Direktorat Reskrimum Polda Bali, Kombes Dodi Pol Rahmawan

Denpasar, Porosbali.com- Sebagai pejabat baru di Direktorat Reskrimum Polda Bali, Kombes Dodi Pol Rahmawan tetap melanjutkan “commander wish” Kapolda Bali dalam memerangi premanisme dan tindak kekerasan yang terjadi di Bali.

Mantan Direktur Narkoba Polda Sulawesi Tengah ini menegaskan, ditengah wabah covid-19 dan menjelang Pilkada Serentak tahun ini, ia meminta agar masyarakat tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan Bali sebagai destinasi wisata dunia.

“Mari kita menjaga Bali dengan persaudaraan di Bali,” tutur Kombes Dodi, Rabu (24/6/2020).

Ditegaskannya, aksi premanisme sangat mengganggu dan meresahkan masyarakat. Terlebih, menggunakan politik identitas melalui sarana media sosial untuk mengkomunikasikannya.

“Itu sangat keliru karena bisa terjadi kriminalisasi,” ungkapnya.

Diterangkannya, salah satu commander wish Kapolda Bali adalah berantas premanisme. Sebagai pejabat baru Direktur Reskrimum Polda Bali, ia siap melanjutkan program Kapolda dalam menindak tegas para pelakunya.

“Saya berkomitmen untuk menindak tegas premanisme dan pelaku kejahatan lainnya di Bali,” tegasnya.

Kombes Dodi mencontohkan kejadian antara I Ketut Putra Ismaya dan Franky disebut ormas Hercules di Bali. Keduanya bertikai gara-gara saling hujat di media sosial (medsos) hingga berbuntut pelaporan.

“Seharusnya kejadian seperti itu tidak perlu terjadi lagi. Masyarakat diminta untuk tidak lagi menggiring opini atau menggoreng video yang beredar di media sosial,” ungkapnya.

Dijelaskannya, kasus tersebut masih dalam proses. Bahkan pihaknya sudah memanggil dan memeriksa Franky. Barang bukti yang disebut Ismaya sebagai Pistol sudah diamankan.

“Barang bukti sudah kami amankan. Ternyata pistol itu replika,” ungkap Kombes Dodi.

Meski replika, perwira melati tiga dipundak itu berjanji untuk menyelidiki kasus tersebut hingga tuntas. Dalam arti, pihaknya ingin melihat apakah ada unsur ancaman, ataukah unsurnya terpenuhi atau tidak.

Ditegaskannya, pihaknya tidak ingin terburu-buru dalam mengambil tindakan. Pasalnya, setelah dilakukan pemeriksaan ancaman itu terjadi, setelah sebelumnya ada percakapan.

“Tapi yang terjadi di media sosialkan sudah lain. Bahkan sudah masuk ke isu sara. Tidak ada Ormas Hercules itu di Bali. Kalau pistol yang digunakan itu adalah pistol benaran tidak ada kata lain selain saya tangkap si Franki itu dan diproses. Saya pesan kepada masyarakat untuk bijak dalam melihat persoalan,” pungkasnya. (Pbm4)


TAGS :

Komentar