Ribuan PMI Kembali Ke Tanah Air, Pemerintah Harus Tegas Cek Kesehatan dan Isolasi Mandiri
Jakarta, Porosbali.com-Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta pemerintah memastikan kesiapan tempat karantina dan rumah sakit rujukan bagi para pekerja migran Infonesia (PMI) yang kembali ke Tanah Air. Selain itu, pemeintah juga diminta dapat menjamin proses kepulangan para pekerja migran diawasi secara ketat dan disiplin sampai ke daerah tujuannya atau kampung halaman demi mencegah penyebaran virus Covid-19 yang berasal dari kluster pekerja migran.
Penegasan disampaikan Ketua MPR RI terkait pemulangan para pekerja migran yang telah dilakukan selama kurun waktu 18 Maret-10 Mei 2020. Selama waktu tersebut terdapat 72.966 pekerja migran Indonesia (PMI) yang kembali ke Tanah Air dari Malaysia, serta masih ada ribuan warga negara Indonesia (WNI) yang pulang dari beberapa negara di Timur Tengah dan Afrika.
“Mendorong pemerintah dalam hal ini Tim Satgas Covid-19 bertindak tegas apabila ada pekerja migran yang melanggar komitmennya untuk melakukan isolasi mandiri dengan memberikan isolasi paksa di tempat khusus yang telah disiapkan,” ucap Bamsoet dalam keterangan tertulis, Rabu (13/5/2020).
Bamsoet juga mendorong pemerintah tetap memberlakukan protokol kesehatan kepada PMI yang kembali ke Tanah Air, antara lain dengan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, baik kondisi fisik maupun kesehatannya, terutama di pintu masuk Indonesia, baik melalui darat, laut maupun udara,” ucap Bamsoet.
“Meminta bagi PMI yang telah sampai ke kampung halaman untuk melaksanakan isolasi mandiri selama 14 hari dibawah pengawasan ketat pemerintah daerah dan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sesuai dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan,” tegas Bamsoet yang juga Wakil Ketua Umum Pattai Golkar.
Lebih jauh, mantan Ketua DPR RI ini mengingatkan pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk memastikan seluruh laboratorium Covid-19 dapat berfungsi maksimal, agar kasus konfirmasi pasien positif Covid-19 dapat cepat diketahui dan ditangani, mengingat data hasil laboratorium merupakan salah satu faktor penting dalam menyusun informasi terkait perkembangan penanganan virus Covid-19.
Peringatan diaampaikan Ketua MPR RI karena kecepatan kemampuan pengujian spesimen di berbagai laboratorium di Indonesia masih jauh dari target seperti laporan yang diterima dan diungkap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kepala Negara mengungkap kemampuan pengujian spesimen untuk alat tes PCR saat ini baru mencapai 4.000-5.000 sampel per harinya dari target 10.000 spesimen per harinya.
Untuk itu, peningkatan sumber daya manusia (SDM) disetiap laboratorium pemeriksaan Covid-19 dengan merekrut personel baru sesuai latar belakang pendidikan dan bekerjasama dengan TNI-Polri yang memiliki kualifikasi di bidang keperawatan dan kemampuan di bidang laboratorium, sehingga diharapkan mampu menambah jam kerja masing-masing laboratorium dan target pemerintah untuk merampungkan pemeriksaan terhadap 280 ribu ODP dan PDP bisa tercapai.
Dengan demikian, diharapkan pemerintah dapat terus berupaya keras dalam menekan angka penyebaran virus Covid-19 di Indonesia dengan meningkatkan pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan protokol kesehatan, baik menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun serta tetap menjaga kondisi kebersihan lingkungan
“Kami juga mendorong pemerintah meningkatkan kapasitas pengujian sampel secara masif dan pelacakan yang agresif serta diikuti isolasi yang ketat, sehingga diharapkan pada bulan Juni Indonesia dapat menurunkan kasus Covid-19 dan pada bulan Juli sudah bisa mulai mengawali hidup/aktivitas normal kembali,” tegasnya.(pbm3)
Komentar